Perang Ilmu Paranormal hingga Si Calon Bisa Gila

Klenik di Panggung Politik

Perang Ilmu Paranormal hingga Si Calon Bisa Gila

- detikNews
Kamis, 14 Nov 2013 12:13 WIB
Sejumlah benda yang dipakai dalam praktik perdukunan. (Fotografer - Baban Gandapurnama)
Jakarta - Beberapa bulan menjelang pesta demokrasi pemilihan umum, kesibukan Ki Joko Bodo terus bertambah. Paranormal kondang ini mengaku mendapat banyak tawaran dari sejumlah calon legislator incumbent baik untuk daerah dan pusat.

Pria bernama asli Agus Yulianto ini mengatakan dirinya menjadi pusing karena calon incumbent punya keinginan bertahan dan mengajukan kembali. Sementara, para lawan politiknya tidak ingin sang incumbent terus berada di posisinya.

Maka, perang ilmu antarparanormal tidak bisa dihindari. Ancaman seperti gangguan yang mengganggu ketenangan batin sudah biasa dihadapinya. “Itu sudah sering. Hampir setiap waktu tertentu kayak malam Jumat ada,” ujar Ki Joko Bodo saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (12/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ki Joko Bodo menambahkan persoalan yang lebih berat ketika caleg yang baru mengajukan diri. Risiko bagi caleg ini lebih berat karena bila tidak kuat mental dan gagal memenuhi targetnya bisa terancam gila.



Ia pun menekankan agar setiap caleg baru harus punya kepribadian yang kuat dan ikhlas. “Itu enggak bisa sembarangan. Kalau enggak bisa mending jangan. Kalau gila, susah ngobatinnya. Jangan sampe deh. Yang penting dia harus ikhlas dan bukan untuk kepentingan sendiri,” katanya mengingatkan.

Ada kemiripan pesan dengan Ki Joko Bodo, ustad Desembriar Rosyadi menekankan agar orang yang memakai jasanya harus ikhlas dan bisa memikirkan rakyat.

“Kalau yang enggak ikhlas dan punya kepentingan pribadi bisa kelihatan. Itu yang enggak saya kerjakan. Saya bisa bedakan orangnya. Tujuh hari setelah perjanjian, dia bisa tahu lolos tes atau enggak,” kata pria yang memiliki berbagai gelar akademis ini ketika ditemui detikcom, Rabu (13/11).

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Dede Ismail mengatakan praktik menggunakan jasa dukun politik sebagai upaya pemenangan diri dalam pemilihan merupakan hak seorang individu dan tergantung pribadi masing-masing meskipun cara tersebut tidak rasional dan tidak masuk akal.

"Kalau secara logika dan rasional, Tuhan kita, Allah SWT tidak butuh calo atau perantara dalam berdoa dalam artian kita bukan beli mobil atau rumah yang butuh perantara," tegasnya saat dihubungi detikcom, Rabu (13/10).


(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads