Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, menilai positif aksi yang dilakukan Daivi ini. Menurutnya aksi tersebut lebih merupakan luapan perasaan pengguna angkutan umum yang merasa haknya diambil.
"Menurut saya itu merupakan luapan perasaan saja, bahwa hak pengguna angkutan umum juga perlu diperhatikan," ujar Pristono saat berbincang dengan detikcom, Rabu (13/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi aksi Daivi, Pristono menilai hal tersebut masih tergolong wajar. Terlebih aksi yang dilakukan Daivi tidak semata hanya melakukan gerakan menendang, namun juga teguran dan mengambil foto pengendara yang menerobos busway tersebut.
"Kalau saya lihat di TV, tidak berbahaya. Itu kan juga jauh kok jaraknya, hanya simbol saja. Itu luapan perasaan dengan cara mereka masing-masing. Dengan cara gerakan badan, berbicara, bahwa pengguna angkutan umum itu juga memerlukan haknya," kata Pristono.
Daivi melakukan aksi busway kick sejak September lalu. Aksi dilakukan dengan cara mengeluarkan kaki ke arah kendaraan yang memasuki jalur TransJ melalui shelter busway. Selain mengeluarkan kaki, pelaku aksi ini juga mengeluarkan jempol ke bawah ke arah pengendara.
"Saya harap ini menjadi gerakan yang bisa dilakukan pengguna TransJ. Saya sudah uji coba sendirian dan paling tidak membuat para pengendara grogi dan tidak nyaman," ujar Daivi, pelopor gerakan ini di shelter TransJ Jatinegara, Selasa (12/11).
(jor/nrl)