"Siklon Tropis Haiyan tidak memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia. Sudah tdk terpengaruh signifikan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (11/11/2013).
Hasil analisa BNPB, terhitung 11 November 2013, pukul 07.00 WIB, posisi siklon topis Haiyan berada di daratan China bagian selatan atau sekitar 1.940 km sebelah utara Natuna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semetara prediksi 24 jam ke depan atau pada 12 November 2013 pada pukul 07.00 WIB, posisi siklon tropis Haiyan menjauh, menjadi sekitar 2.150 km sebelah utara Natuna.
Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Achmad Zakir dalam keterangan tertulisnya, mengatakan meski topan super Haiyan diperkirakan telah mati, namun topan yang telah memporak-porandakan Filipina ini bisa muncul kembali.
"Seiring dengan pergerakannya memasuki daratan China, intensitas super typhoon Haiyan semakin melemah dan diperkirakan akan memasuki masa punah pada tanggal 11 November 2013 pukul 19.00 WIB," kata Achmad Zakir.
Menurutnya, ada tiga siklon tropis pada bulan November 2013 ini. Topan Haiyan merupakan siklon tropis kedua pada bulan ini. Maka, masih ada sisa satu siklon tropis yang menanti waktu tampil.
"Secara klimatologis masih ada peluang satu siklon tropis lagi yang dapat tumbuh di bulan November ini," imbuh Achmad.
Topan Super Haiyan yang tumbuh pada tanggal 4 November 2013 pukul 07.00 WIB di Samudera Pasifik telah memasuki daratan Filipina bagian tengah pada tanggal 8 November 2013. Pada saat memasuki daratan Philipina, super typhoon Haiyan berada dalam kategori 5 dengan kecepatan angin maksimum 125 knot (230 km/jam). Kuatnya intensitas topan ini telah memporak-porandakan Provinsi Samar dan Leyte di Philipina.
Bencana alam yang diakibatkan oleh Haiyan antara lain banjir, angin kencang, dan tanah longsor. Korban tewas diperkirakan mencapai 10.000 orang. Sekitar 800.000 orang harus mengungsi dari tempat asalnya akibat fenomena alam ini.
(ahy/dnu)