"Dari hasil tes yang sudah dilakukan termasuk dari wawancara dan keterangan penyidik yang saya terima, tersangka ini punya ciri-ciri kepribadian yang immature," kata dr. Roni Subagyo Sp.KJ usai melakukan pemeriksaan terhadap APT di ruangannya, Rabu (6/11/2013).
Menurutnya, kondisi immature biasanya ditandai dengan merasa imperior, insecure, mudah tersinggung ataupun ada pikiran-pikiran negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam situasi yang terjepit itu timbul perasaan panik. Artinya bagaimana caranya dia bisa melarikan diri dari situasi saat itu. Nah yang jadi masalah, ternyata dia mau kabur tapi malah nabrak anak-anak sekolah," terangnya.
Pasca kejadian, lanjut Roni, APT pulang kerumah. Di rumahlah kemudian ia dijemput oleh penyidik dari kepolisian. Selama menjalani penahanan Anggara dilanda perasaan khawatir, cemas dan keputusasaan.
Meski demikian, dr. Roni Subagyo Sp. KJ menyarankan kepada penyidik bahwa Anggara perlu didampingi oleh keluarganya untuk menjalani penyidikan.
"Dukungan keluarga sangat dibutuhkan, melihat kondisinya yang mudah cemas. Juga kondisi mudah depresi dan stres. Kehadiran keluarga adalah untuk mengantisipsi hal itu," lanjutnya.
Dari hasil tersebut kemudian disimpulkan bahawa Anggara dinyatakan masih sehat dan baik-baik saja untuk menjalani proses hukum kasusnya hingga tuntas.
"Kan belum masuk ke kategori sakit. Anggara masih bisa menjalani proses hukumnya. Saya sudah titip ke penyidik, kalau ada tanda-tanda dia mulai deperesi, segera membawanya ke rumah sakit," tandas Roni.
(gik/ndr)