Berdasarkan laporan BPK, KPK mengendus ada dugaan penyimpangan dalam proses tender proyek pengadaan alat kesehatan. Terutama proyek alat-alat kedokteran umum yang dimenangkan oleh PT Marbago Duta Persada dengan nilai sebesar Rp 2.870.763.000, pengadaan alat kesehatan penunjang Puskesmas yang dimenangkan oleh PT Mikkindo Adiguna Pratama senilai Rp 10.310.388.000 dan pengadaan alat kesehatan kedokteran umum Puskesmas sebesar Rp 23.523.185.000 yang juga dimenangkan oleh PT Mikkindo Adiguna Pratama.
Berdasarkan penelusuran majalah detikcom, perusahaan-perusahaan itu diduga merupakan bagian dari jaringan Wawan. Misalnya, salah satu direktur PT Marbado, Umar Said, adalah sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Banten, yang merupakan orang dekat Ratu Atut Chosiyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberadaan PT Mikkindo setali tiga uang. Saat disambangi ke alamatnya, Kabaharan RT 002/008 Kelurahan Lopang, Serang, tidak ditemukan perusahaan itu. Kabaharan adalah pemukiman yang sangat padat. Warga sekitar tidak pernah mendengar nama PT Mikkindo dan Wawan.
"BPK dan KPK juga pernah datang bertanya tentang Mikkindo," ujar Kimsin, warga setempat.
Tender proyek alat kesehatan di Banten juga diikuti pemain lain seperti PT Sumber Agung, PT Waliman Nugraha Jaya, PT Adca Mandiri dan PT Bintang Raya Putera. Saat didatangi, alamat mereka ternyata berdekatan, hanya berbeda nomor rumah saja. Wawan dan sejumlah orang dekatnya pun sering terlihat datang ke rumah tersebut.
KPK masih menyelidiki kasus ini. Belum ada tersangka yang ditetapkan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Tangsel, Dedi Rafidi, saat dikonfirmasi soal ini mengaku tak tahu persis bagaimana proyek di Tangsel dijalankan. Namun, dia menegaskan, lelang proyek itu sudah dilakukan dengan sistem elektronik untuk menghindari kecurangan.
Informasi lebih lengkap soal proyek alkes dan Airin bisa diakses di majalah detik edisi terbaru.
(mad/mad)