"Agar seluruh WNI Overstayers tetap tenang dan tinggal di rumah masing-masing," jelas Direktur Perlindungan WNI Tatang Razak dalam keterangannya, Senin (4/11/2013).
Tatang menyampaikan ini menyusul datangnya 1.000 TKI ke KJRI karena ketakutan dirazia. Mereka datang dari kota-kota yang jauh dan belum mendapatkan surat amnesti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedatangan para WNI ini cukup mengejutkan. Mereka beralasan adanya himbauan dari orang yang mengaku sebagai staf KJRI dan meminta agar para WNI Overstayers setelah tanggal 3 November 2013 datang ke KJRI untuk proses pemulangan.
"Pada umumnya mereka datang dari luar kota yang cukup jauh jaraknya dari Jeddah. Konjen RI menegaskan bahwa informasi tersebut tidak mungkin berasal dari staf KJRI," jelas Tatang.
Suasana sempat memanas ketika massa memaksa akan mendekati KJRI dan akan tinggal di sekitar KJRI. Setelah terjadi pembicaraan antara polisi keamanan setempat dengan massa, karena mereka menyatakan tidak punya tempat tinggal dan datang dari luar kota, akhirnya polisi keamanan tersebut menyarankan agar mereka bermalam di suatu area JI Falestin sekitar 6 kilometer dari KJRI sambil menunggu proses deportasi lebih lanjut.
"Setelah massa dapat dibubarkan, KJRI dan Tim berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan imigrasi Jeddah untuk memastikan bahwa para WNI Overstayers tersebut dapat segera ditampung di Tarhil Shumaysi, mengingat hingga saat ini KJRI mendapat kesulitan untuk mendapatkan penampungan bagi para WNI tersebut, karena tempat yang biasa digunakan untuk menampung WNI Overstayers telah disewa oleh perusahaan cargo," urai Tatang.
Terdapat sekitar 1.000 WNI Overstayers berada di tempat tersebut yang dijaga polisi setempat. Sementara itu, tidak jauh dari JI. Falestin, terletak di belakang Konsulat Jenderal Filipina terdapat lebih dari 2 ribu warga negara Filipina overstayers mendirikan tenda-tenda.
"Menghadapi perkembangan situasi tersebut, Pemerintah Indonesia segera mendesak otoritas setempat menqambil langkah-Iangkah untuk menangani WNI Overstayers tersebut. Dalam kesempatan yang sama, dihimbau kepada seluruh WNI Overstayers di Arab Saudi agar tetap tenang dan tinggal di tempat masing-masing sambil menunggu proses selanjutnya," tutur Tatang.
"Untuk segala sesuatunya, ikuti informasi dari KBRI/KJRI dan tidak mudah percaya kepada tawaran orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Pemerintah Indonesia akan terus mengawal dan membantu sepenuhnya penanganan WNI Overstayers," tambah Tatang lagi.
Tatang juga menyampaikan nomor kontak teleponnya bila ada sesuatu yang perlu dikonfirmasi. "Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ketua Tim Perbantuan Teknis di Jeddah, HP: +966508837854," tuntasnya.
(kha/ndr)