Ini Kelebihan dan Kelemahan 5 Parpol Poros Tengah Versi LSI

Ini Kelebihan dan Kelemahan 5 Parpol Poros Tengah Versi LSI

- detikNews
Minggu, 03 Nov 2013 16:35 WIB
Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA memasukaan lima partai yakni, Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra, Hanura dan Nasdem sebagai kekuatan poros tengah jilid II. Kelima parpol ini diprediksi akan berebut satu dari 3 tiket capres di 2014.

Dalam diskusi LSI yang bertajuk 'Pemilu 2014: Mungkinkan Lahir Poros Tengah Jilid Dua', LSI membeberkan analisa kekuatan dan kelemahan dari kelima partai tersebut.

"Partai Demokrat hingga survei LSI pada Oktober 2013 ini masih berada di urutan ketiga elektabilitas partai. PD juga dianggap sebagai partai penguasa (the rulling party) yang ketua umumnya saat ini menjabat sebagai presiden. Selain itu, konvensi Capres yang saat ini sedang marak cukup menarik perhatian,' ujar peneliti LSI, Ardian Sopa di kantor LSI, Rawamangun, Jaktim, Minggu (3/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, sambung Ardian, partai yang diketuai SBY tersebut bukanlah tanpa kelemahan. Elektabilitas PD yang makin merosot hingga 9,8 persen dan citra buruk anggota parpol yang saat ini banyak terjerat kasus korupsi turut menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap PD.

"Peserta konvensi hingga saat ini masih belum menampilkan kandidat yang populer, sementara kisruh SBY vs Anas dianggap sebagai beberapa kekurangan dari partai ini," tuturnya.

Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto memiliki elektabilitas nomor 4. Pendanaan yang kuat serta populernya Prabowo di beberapa survei yang diadakan dianggap sebagai kelebihan dari partai tersebut.

"Akan tetapi saat ini elektabilitas Gerinda masih dibawah 10 persen. Selain itu Prabowo yang hanya menginginkan posisi capres memiliki karakter keras sehingga sulit untuk mencari partner koalisi," kata Ardian.

Partai Amanat Nasional (PAN) saat ini dianggap memiliki posisi ekeltabilitas paling tinggi diantara parta Islam lainnya. Hatta Rajasa sebagai tokoh populernya dianggap sebagai figur dengan tingkat konfllik yang rendah. "Sehingga dia dianggap fleksibel untuk posisi cawapres," sambungnya.

Namun, dalam berkoalisi nantinya Hatta hanya akan menjadi cawapres untuk capres asal Jawa. Karena akan sulit bagi Hatta apabila capres yang diusung berasal dari luar Jawa.

Hanura dengan duet Wiranto - HT merupakan partai keempat dalam rangkaian parpol poros tengah. Kharisma Wiranto serta koneksi media yang kuat dari HT dianggap sebagai kelebihan yang dimiliki oleh partai ini.

"Hanya saja, saat ini Hanura telah menetapkan pasangan capres-cawapresnya sendiri. Sehingga sulit bagi partai lain untuk bergabung dengan kombinasi ini," jelas Ardian.

Nasdem pimpinan Surya Paloh dianggap memberikan atmosfir tersendiri dalam percaturan politik saat ini. Serya Paloh sebagai pemilik Media Group tentunya menjadikan media sebagai salah satu kekuatan persuasif kepada masyarakat Indonesia.

"Sayangnya, hingga saat ini belum ada capres dari Nasdem yang ditampilkan ke publik, atau setidaknya diwacanakan oleh partai ini. Nasdem pun haru bertarung dengan partai papan tengah lainnya untuk meraih suara diatas 10 persen untuk membangun koalisi pilpres," papar dia.


(rni/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads