Hal itu disampaikan Bambang saat mengisi materi dalam acara Seminar Nasional Keterkaitan Psikologi dan Korupsi, Kajian Psikologi Terhadap Fenomena Korupsi di Indonesia di Gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Bandung, Sabtu (2/11/2013).
Bambang menyampaikan hal itu untuk menjawab pertanyaan peserta seminar soal pakaian tahanan KPK yang dinilai tak menimbulkan efek jera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan, baju berwarna ngejreng dibuat KPK dengan maksud supaya tahanan yang mengenakannya terlihat mencolok sehingga malu. "Itu tahanannya malu loh itu pakainya," katanya.
Usai acara, Bambang mengatakan fenomena tren menggunakan baju KPK ini bisa dimaknai positif jika melihat KPK ternyata menjadi mainstream. Tapi menurutnya, fenomena ini muncul karena ada kebingungan di masyarakat yang menilai tahanan KPK itu adalah hal yang eksklusif.
"Apa yang dilakukan KPK ternyata dicontoh. Tapi ada kebingungan, karena menilai yang jadi tahanan KPK itu ekslusif," tuturnya.
Bambang pun menyatakan tak bisa serta-merta keberatan jika terjadi hal seperti itu di masyarakat. Namun menurutnya, justru seharusnya masyarakat merasa malu menggunakan baju tahanan KPK.
"Agak sulit kalau kami menyatakan keberatan. Tapi yang mau saya sampaikan melalui media adalah, kok mau pakai baju itu. Kan harusnya malu. Bahaya itu kan kalau begitu," kata Bambang.
(tya/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini