Para mahasiswa ini terlibat aksi saling dorong dengan Polisi. Mereka memaksa masuk ke kantor KPU untuk mencari data pemilih. Namun dihalang-halangi polisi.
Aksi kemudian mereda, namun mahasiswa tetap melanjutkan aksinya. Mereka terus berorasi di depan pintu masuk kantor KPU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalan DPT di seluruh daerah, bukti bahwa Pemilu 2014 tidak serius. Kita akan golput," kata Kordum aksi, Nawawi S Imam.
Para mahasiswa ini mendatangi KPU DIY, karena dinilai tidak serius dalam melakukan pendataan terhadap calon pemilih. Masih ada ribuan mahasiswa luar DIY yang tidak didata oleh KPU. Sebelumnya, mereka telah melakukan aksi serupa di kantor KPU, namun tidak ditanggapi.
Setelah negoisasi dengan polisi, mahasiswa kemudian diperbolehkan masuk dan diterima untuk audiensi. Mereka hanya ditemui oleh Guno Tri Tjahco, ketua Divisi Umum Logisitik Keuangan Rumah Tangga KPU DIY. Karena komisioner lain sedang rapat pleno penentuan DPT di hotel Santika Yogya.
Audiensi ini berjalan panas, perwakilan KPU dihujani pertanyaan oleh mahasiswa. Mahasiswa juga menuntut agar TPS khusus yang didirikan di UGM dan kampus Universitas Negeri Yogyakarta dihapus. Karena diskriminatif dan bermuatan politis. Jika harus ada TPS di kampus, maka semua kampus di DIY juga harus mendapat TPS.
(rmd/rmd)