"Mereka berteriak-teriak minta ketemu direktur dalam 2 menit dan mengancam akan membakar kantor jika keinginan mereka tidak dipenuhi," kata Pemimpin Redaksi Luwuk Post, Haris Ladici saat dihubungi detikcom, Jumat (1/11/2013).
Saat penyerangan terjadi, di kantor Luwuk Post hanya ada 1 orang petugas keamanan, 4 orang petugas administrasi dan 1 orang wartawan. Situasi semakin tidak terkendali karena direktur Luwuk Post terlambat datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukul 14.00 WIB direktur datang dan menemui kelompok Pemuda Pancasila tersebut. Setelah bernegosiasi sekitar 10 menit, massa membubarkan diri dengan tertib.
"Mereka mengamuk karena pemberitaan Luwuk Post terkait aksi demo Forum Perjuangan Penyelamat Touna (FPPT) yang dimuat LP edisi 1 November 2013 di halaman Ampana," katanya.
Demo itu meminta agar Ketua PP Banggai, Jemmy Najoan diusir dari Kabupaten Touna. Namun kerabat Jemmy mempertanyakan alasan para pendemo. Pasalnya Jemmy banyak memberikan sumbangsih dalam bidang pembangunan kota Ampana. Selain itu, isteri Jemmy juga asli penduduk Ampana.
"Entah mengapa Pemuda Pancasila menterjemahkan berita tersebut sehingga disalahartikan," kata Haris.
Pasca pengrusakan tersebut, Jemmy mendatangi kantor Luwuk Pos. Ia mengaku tidak tahu ada penyerangan itu.
"Dia mengaku kecolongan dan meminta maaf secara pribadi," ucap Haris.
Menurut Haris, akibat kejadian ini, Jemmy berniat mengundurkan diri dari Ketua Umum Pemuda Pancasila Banggai. Tidak ada korban jiwa maupun luka akibat peristiwa ini. Pihak Luwuk Post sudah melaporkan penyerangan tersebut kepada kepolisian.
"Polisi sudah melakukan olah TKP. Kalau masalahnya sudah clear," tandasnya.
(kff/mpr)