Sopan Santun dan 2 Temannya Dibekuk Setelah 6 Kali Merampok

Sopan Santun dan 2 Temannya Dibekuk Setelah 6 Kali Merampok

- detikNews
Jumat, 01 Nov 2013 16:46 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Tiga perampok yang menembak dua pedagang sapi di Sukoharjo hari Minggu (13/10/2013) lalu dan merampas uang Rp 200 juta, dibekuk polisi. Mereka ditangkap di Surakarta dan Brebes.

Pelaku yang ditangkap di Surakarta yaitu Tofan alias Sopan Santun (43) warga desa Pekauman Kulon RT 03 RW 03 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Dua pelaku lainnya yang dibekuk di Brebes adalah Willy Satriawan (36) warga Kebonan Warung Miring RT 04 RW 06 Kelurahan Gadean Kecamatan Jebres Surakarta dan Susanto alias Anto (38) warga Desa Gulon RT 05 RW 21 Kecamatan Jebres Surakarta.

Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno mengatakan sejak tahun 2004, pelaku sudah 6 kali beraksi. Diawali kasus pencurian dan kekerasan di Brebes dengan hasil Rp 10 juta tahun 2004, Rp 300 juta di Brebes pada tahun 2011, Rp 37 juta di kabupaten Tegal pada tahun yang sama, dan Rp 30 juta pada tahun 2012.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua terakhir terjadi 15 Juni lalu di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dan 13 Oktober di Sukoharjo," kata Dwi di Mapolda Jateng, Jala Pahlawan Semarang, Jumat (1/11/2013).

Peristiwa di Jatibarang dialami oleh korban Mulyani di Desa Pancurendang. Saat itu korban didorong dua pelaku yang sama-sama mengendarai motor, namun korban berusaha melarikan diri kemudian ditembak pelaku hingga terjatuh. Pelaku menggasak uang Rp 170 juta yang dibawa oleh juragan bawang itu.

Peristiwa terakhir 13 Oktober lalu yang menyebabkan Supriyanto dan Purwoko mengalami luka tembak dan kehilangan Rp 200 juta. Dua pedagang sapi itu dirampok saat hendak pergi ke pasar.

Dari tangan tersangka disita senjata api jenis revolver kaliber 38 mm merk Mark IV 38 buatan Inggris dan senjata api gas dan signal revolver caliber 7,2 mm merk MIT 909 yang digunakan untuk melancarkan aksi. Diamankan juga 12 amunisi kaliber 38 mm, 9 amunisi kaliber 9 mm, dua amunisi kaliber 22 mm, dan satu selongsong kaliber 22 mm.

"Senjata kita dalami dari seseorang, tapi masih didalami apakah bener atau tidak, karena kadang pelaku seenaknya berbicara," ungkap Kapolda.

Dari pemeriksaan sementara, salah satu tersangka menggunakan hasil rampokannya untuk usaha membuka warung martabak. Belum diketahui apakah aksi tiga pelaku tersebut berhubungan dengan aksi terorisme atau tidak.

"Masih penyelidikan intensif apakah terkait teroris," tandas Kapolda.

Dir Reskrimum Kombes Pol Purwadi Arianto menambahkan pelaku memang mengincar korban di pedesaan karena mayoritas membawa uang tunai. Pelaku mengamati target dan memantau akses jalan yang dilalui korban.

"Sasaran bukan di kota, memang di daerah, di kota kan sudah pakai internet banking, desa biasanya sehabis panen membawa cash," kata Purwadi.

Dalam gelar kasus di Mapolda Jateng, tiga pelaku tersebut tidak banyak bicara. Sekitar tiga menit, pelaku yang memakai baju tahanan warna biru itu dikembalikan ke ruang tahanan.

"Saya beli senjata Rp 3,5 juta," ujar pelaku, Susanto singkat.

Selain senjata api, diamankan pula tiga senapan angin, tiga belati, satu sangkur, satu pemotong kertas, tiga pasang sarung tangan, dua masker, shuriken (senjata ninja), dan uang sisa hasil kejahatan Rp 50 juta. Adapun motor Yamaha Jupiter MX milik tersangka dan handphone Nokia E71 milik korban.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil uji balistik untuk memastikan apakah peluru yang bersarang di tubuh korban di Sukoharjo sama dengan yang diamankan kepolisian.

"Masih menunggu uji balistik, butuh waktu dua hari," sambung Purwadi.


(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads