Sebelum Membunuh Dua Balita, Musa Merayu PRT

Sebelum Membunuh Dua Balita, Musa Merayu PRT

- detikNews
Kamis, 31 Okt 2013 12:42 WIB
Semarang, - Polisi menggelar reka ulang pembunuhan sadis dua balita di Semarang yang terjadi 10 Oktober lalu. Di dalam 24 adegan yang diperlihatkan, diketahui pelaku, Ahmad Musa (28) sempat merayu pembantu rumah tangga, M (39) sebelum membantai dua balita anak pemilik rumah.

Reka ulang tidak digelar di lokasi kejadian di rumah keluarga Sugeng Wiyono, di Tembalang, Semarang, namun di halaman Mapolsek Tembalang. Polisi membuat tiruan denah rumah menggunakan tali, pintu, dan papan sebagai pembatas antar ruangan. Sementara korban M diperankan oleh pemilik warung di dekat Mapolsek sedangkan dua balita diganti dengan boneka.

"Kami ingin seminimal mungkin tidak menggangu psikologi keluarga korban. Sebab kan orang tua korban juga sudah tinggal di rumah itu," kata Kapolsek Tembalang, AKP Wahyu Broto Narsono Adhi, Kamis (31/10/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adegan dimulai saat dua pelaku Ahmad Musa dan Abdul Rohman (29) datang menumpang satu ojek. Mereka berbincang dengan M yang merupakan pacar Musa sampai M ke dapur untuk mengambil susu. Ketika itu Musa keluar rumah dan mengambil linggis.

Musa masuk ke dalam rumah dan hendak mencongkel pintu kamar utama, tapi M memergoki Musa dan menanyainya. Ketika itu Musa, Abdul, dan M kembali berbincang di ruang tamu. Karena sudah terlanjur kepergok hendak mencuri, Musa kemudian merayu M dan mengajaknya ke kamar. Ketika menuju kamar, M dipukul dua kali menggunakan linggis pada kepala bagian belakang seperti yang dilakukan pada adegan urutan 11 dan 12.

"Saya mengajak ke kamar," ujar Musa.

"Lho, kemarin kok enggak bilang gitu?" timpal salah seorang anggota polisi.

M kemudian tersungkur dan Abdul datang untuk membekap kepala M menggunakan bantal yang ada di ruang tamu. Bukannya langsung kabur, Musa kembali berusaha mencongkel kamar utama dan berhasil masuk kemudian mengambil perhiasan di kemari.

Saat Musa sedang mengacak kamar, Abdul memanggilnya karena M hendak bangun. Musa kemudian kembali menghajar M hingga bersimbah darah. Mendengar ada keributan, Kanaya Nadin Aulia Zahrani Wiyono (2,5) dan Keanu Rifky Antosena Wiyono (1) yang tidur di ruang tengah terbangun dan berteriak.

Masih berada di atas kasur, dua balita dimulai dari Nadin dipukul menggunakan linggis satu kali di kepala bagian kepala belakang, sedangkan adiknya dipukul dua kali juga pada bagian kepala belakang seperti dalam adegan 19 dan 20.

Menurut pengakuan tersangka, saat itu dua korban masih bergerak dan ia tidak mengetahui jika mereka akhirnya meninggal dengan kondisi mengenaskan. Pelaku kemudian berjalan hingga terminal Sukun dan kembali ke rumah mereka.

"Ini untuk memperjelas kejadian tindak pidana tersebut. Berdasarkan keterangan verbal ternyata teknisnya berkembang," imbuh Kapolsek.

Penyelidikan sementara masih berdasarkan keterangan dua pelaku dan saksi tukang ojek karena hingga saat ini korban masih dirawat di ICU RSUP DR. Kariadi Semarang.

"Hingga saat ini M masih di ICU, jadi keterangan berdasarkan pelaku dan saksi lain, ojek. Tapi dia hanya sebatas mengantar hingga ke depan rumah," tandasnya.

Dalam reka adegan tersebut, tidak terlihat keluarga korban yang menyaksikan. Menurut Wahyu, hal itu disengaja karena mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ketika reka ulang berlangsung.

(alg/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads