"Kehilangan teman sekamar, membuat saya sedih," cerita Rukmadi di sela-sela menyapu lantai Masjidil Haram, Sabtu dini hari (26/10/2013).
Rukmadi mengaku temannya itu tertabrak selepas pulang bekerja. "Dikuburkan di sini," jelas menuturkan rekan kerjanya dari Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terima 700 riyal termasuk uang makan. Saya dikontrak 1 tahun," terang dia.
Sebentar lagi masa kerja dia habis. Rukmadi berencana pulang ke tanah air dan tak melanjutkan kerjanya. "Saya mau melanjutkan kuliah saja," terang Rukmadi yang kini mengaku bisa berbahasa Arab.
Rukmadi melanjutkan ceritanya soal suka yang diperolehnya selama bekerja sebagai petugas kebersihan. Alangkah senang, setiap hari dia bisa melihat Kabah. Rukmadi bekerja sehari 12 jam.
"Setiap minggu saya bisa umroh. Kemarin juga saya naik haji," terangnya dengan senyum.
Dia tinggal di barak tempat para pekerja kebersihan. Selain dari Indonesia, ada juga dari Bangladesh dan negara lain.
"Lima waktu salat saya bisa di sini," jelasnya mengakhiri perbincangan. Rukmadi pamit karena hendak melanjutkan pekerjaannya.
(ndr/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini