Nama loyalis Anas, M Rahmad menjadi buah bibir setelah kabar penjemputan Prof Subur Budhisantoso oleh BIN meledak. Meskipun akhirnya Rahmad berkilah hanya meneruskan pernyataan Sri Mulyono yang bertugas menjemput Prof Subur ke Diskusi PPI di Duren Sawit pada Jumat lalu.
Rahmad yang bertindak sebagai moderator dalam diskusi di kediaman Eks Ketua Umum PD Anas Urbaningrum itu menegaskan dirinya tak pernah bicara ada penjemputan paksa alias penculikan Prof Subur oleh BIN. Namun petinggi BIN sudah terlanjur marah dan menuntut Rahmad Minta maaf. Namun Rahmad bergeming, tak mau minta maaf karena tak merasa membuat kesalahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah di unit sandi, pernah pula di unit BIN," kata Rahmad kepada detikcom, Senin (21/10/2013).
Namun kemudian Rahmad mengundurkan diri dari KBRI Singapura setelah berkarier selama 16 tahun. Ia memutuskan menjadi tenaga ahli Ketua FPD Anas Urbaningrum pada tahun 2009 lalu.
Dari seorang diplomat, Rahmad kemudian beralih jalur ke politik. Ia menjadi tim sukses Anas di Kongres PD 2010 silam. Pasca terpilihnya Anas menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, dia ditunjuk jadi Wakil Direktur Eksekutif di PD.
(van/asy)