Untuk melacak jejak Bunda Putri, Majalah Detik mendatangi rumah Bunda Putri di Dusun Wage RT 016 RW 04 Desa Cilimus, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pertengahan September 2013 lalu. Bunda Putri, yang kini dicari-cari wartawan, ternyata juga tidak ada di rumah itu. Rumahnya kini kosong dan sesekali ada orang datang menyirami tanaman. Rumah yang dilengkapi lapangan voli itu berdekatan dengan rumah adik tirinya, Otong Mulyadin yang kini menjadi Kepala Desa Cilimus.
Saat ditemui di rumahnya, Otong masih mengenakan pakaian dinas. Ia sedikit gugup ketika majalah detik memperkenalkan diri sebagai wartawan. Otong juga menolak ketika majalah detik meminta mengambil gambar dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari majalah detik dengan Otong Mulyadin:
Anda disebut sebagai adik Bunda Putri, apakah benar?
Ya memang begitu. Beliau kakak (tiri). Kakak dari ibu. Kebetulan ibunya sudah enggak ada. Ya beliau saudara (saya). Bagaimana pun saya harus membela, apalagi walaupun dia saudara dengan saya tidak ada ikatan apa pun. Dia kan sibuk, ya. Komunikasi juga jarang.
Seperti apa sosok Bunda Putri itu?
Kalau sosok Non Putri sebetulnya saya juga kurang begitu memahami. Walaupun saya saudara, kurang memahami. Saya jarang komunikasi, soalnya kalau datang ke sini suka empat sampai lima bulan sekali, terus membagikan sembako, terus pulang. Dia kalau datang malam, acara anak yatim dan jompo, setelah itu pulang lagi. Waktu acara Pilkades (Otong menjadi salah satu calon kades) kan mestinya dia datang, tapi enggak ada. Rumahnya kosong terus, penunggunya enggak ada. Saya cuma dititipkan kunci.
Kalau di sini panggilan Bunda Putri siapa?
Kalau di sini ada yang bilang Bunda Putri, ada yang bilang Ibu Hj. Non.
Apakah Bunda Putri lahir di Cilimus ini?
Kalau lahir kurang tahu. Saya enggak tahu lahirnya di mana, tapi kalau rumah di sini. Saya ada beban mental ini, saya prihatin, saya hanya bisa berdoa semoga yang dihadapinya lancar dan tidak terjadi apa-apa.
Masa enggak tahu lahirnya?
Enggak tahu, kan umurnya juga terpaut banyak.
Bunda Putri itu insinyur, kuliah di mana?
Kalau saya lahir duluan, pasti saya tahu, ya.
Sejak kapan Bunda Putri di sini?
Enggak tahu. Rumah ini dibangun semenjak 2002.
Sebelum di sini, rumahnya di mana?
Sebelumnya di Jakarta. (Dia) membangun ini hanya untuk istirahat. Rumahnya kosong, tapi ada yang urus. Ada yangnyiram kembang, paling seminggu sekali. Saya nempatin rumah ini baru. Pas mau jadi Kades (kepala desa) saja baru pindah ke sini.
Terakhir ke sini kapan?
Kalau enggak salah bulan puasa. Dia membagikan sembako.
Sekarang Bunda Putri di mana?
Enggak tahu. Saya pas jadi kepala desa, namanya ada berita ini, saya sudah enggak ngurusin, jadinya banyak urusan.
Apakah ada perusahaan Bunda Putri di sini?
Enggak tahu. Kalau di sini kayaknya enggak ada, asetnya cuma rumah ini saja.
(Kabar yang beredar menyebutkan Bunda Putri tiga kali memiliki suami. Suami pertama orang Prancis, suami kedua pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan suami ketiga adalah Odeng. Namun Odeng membantah menjadi suami Bunda Putri)
Kalau suami Bunda Putri itu apakah orang Prancis?
Sepengetahuan saya suaminya (itu) Pak Odeng. Kalau ingin kejelasan harus tanya yang bersangkutan. Saya juga banyak yang datang dan menanyakan, saya jawab apa adanya. Biarpun tanya ke yang lain, pasti jawabannya, “Ibu Non itu datang dan hanya membagikan sembako.”
Kalau setahu saya mungkin Anda bisa saja mengira saya menutupi, tapi silakan Anda tanya yang lain. Yang jelas, sosok beliau dermawan. Makanya masyarakat di sini ketika mendengar Bunda datang, pasti ada santunan yatim.
Apakah Odeng sering ke sini?
Saya cuma melihat sekali-kalinya ke sini kalau enggak salah tahun kemarin. Waktu dia mau buka peresmian bawang di Brebes. Bawa mobil Pajero dan mampir sebentar, sudah. Terus saya belum pernah ngobrol karena segan.
Mantan Menpora Andi Mallarangeng pernah ke desa ini, kejadiannya seperti apa waktu itu?
Waktu itu saya kurang begitu tahu. Ketika kehadiran Menpora, saya sempat kaget, memang sepengetahuan masyarakat dikira saya yang mengajak, padahal mah, kakak (Bunda Putri) yang mengajak. Sebentar ke sininya.
Waktu datang kalau enggak salah mau pembukaan Porkab di kabupaten. Mungkin dia singgah ke sini. Di sininya sempat membuka catur, kebetulan di sini lagi ada event antar-RT. Akhirnya hanya membuka catur, setelah itu pamitan. Beliau menginap di Hotel Grage.
(Otong kemudian meminta majalah detik untuk pergi karena ia hendak menghadiri acara dan meminta menemuinya esok hari di Kantor Kepala Desa Cilimus. Wawancara pun dilanjutkan keesokan harinya di Kantor Kepala Desa Cilimus.)
Sebagai putri daerah yang sukses, apa yang sudah diberikan Bunda Putri untuk wilayah sini?
Kalau untuk lebih mendalam, saya enggak bisa menjelaskan. Saya khawatir takut salah memberikan informasi, takut berbalik ke saya. Selama ini, dia datang paling hanya memberikan santunan yatim, jompo, atau ada sumbangan masjid atau apa, ya dikasih. Paling itu saja, enggak ada bisnis apa-apa.
Bunda Putri itu dekat dengan banyak pejabat. Selain Andi Mallarangeng, siapa pejabat yang pernah diajak Bunda Putri ke sini?
Sepengetahuan saya enggak ada. Kalau untuk Pak Andi, masyarakat tahu semuanya. Selain itu enggak ada. Tahunya cuma itu saja. Lebih baik Anda datang saja ke Pak Odeng. Di sini itu hanya singgah, cuma satu malam kadang. Ke sini kadang naik kereta dari Cirebon. Saya juga jarang ketemu.
Menurut informasi, pejabat daerah dan DPRD sering ke rumah Bunda Putri?
Enggak ada. Waktu Andi itu kan acaranya Porkab dan dia yang membuka. Berarti undangannya Bupati. Lewat ke sini dan singgah sebentar.
Nama aslinya Bunda Putri itu siapa?
Kalau Anda sudah baca di internet, ya itu namanya beliau. Non Saputri aslinya. Memang Non itu saudara, dia itu harus saya lindungi dan jaga. Saya tidak bisa memberikan informasi banyak karena khawatir ketika dia mendengar dan tahu, itu berimbas ke saya. Kalau Anda tahu dari internet, pakai saja itu. Jadi saya harus benar-benar melindungi saudara saya. Semoga apa yang sedang dia hadapi bisa selesai, soalnya pemberitaan belum tentu benar.
Kapan terakhir komunikasi dengan Bunda Putri?
Sudah lama. Intinya gini, saya sedang dihadapi dengan pekerjaan, saya sibuk, dan ini lagi fokus mau ibadah. Saya enggak mau terbebani dengan urusan saudara saya. Jangan sampai pas ibadah ke Tanah Suci, saya enggak khusyuk. Sudah ya, saya mau pergi ketemu sama Bupati dulu.
(asy/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini