Siapakah sebenarnya Bunda Putri? Mengapa ia terlihat begitu berkuasa? Mengapa ia bisa memanggil menteri ke rumahnya dan menentukan penempatan pejabat di Kementerian Pertanian ? Benarkah ia dekat dengan Istana?
Pertanyaan-pertanyaan ini masih hinggap di benak publik. Apalagi Presiden SBY yang sebelumnya berjanji akan mengumumkan siapa Bunda Putri ke publik setelah menyelidikinya, ternyata tak kesampaian hingga hari ini, Jumat (18/10/2013). Sementara hingga kini Bunda Putri masih tiarap, entah di mana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bunda Putri merupakan perempuan yang cukup aktif di bidang politik. Dia bergabung dengan organisasi pendukung SBY, seperti Blora Center, Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), dan Komunitas Masyarakat Cinta Indonesia. Bunda Putri terlihat hadir dalam Musyawarah Nasional II Barisan Indonesia, organisasi yang menyokong SBY pada Pilpres 2009. Dalam acara itu, Gita Wirjawan, yang saat ini Menteri Perdagangan, terpilih sebagai ketua umum.
Bunda Putri juga dikenal sebagai pengusaha lama yang bergerak di sektor peternakan. Ia juga sempat menjabat advisor perusahaan minyak asal Malaysia, Petronas.
Ia pernah membawa rombongan Petronas ke Kalimantan Barat pada 2008 berkaitan dengan rencana pengelolaan migas Blok D-Alpha Natuna. Rombongan ini disambut oleh Bupati Sambas saat itu, Burhanuddin A. Rasyid, kakak Fathan Al Rasyid.
Fathan, merupakan salah satu nama, yang disebut dalam percakapan Bunda Putri dengan Luthfi Hasan saat diperdengarkan dalam persidangan beberapa waktu lalu. Dalam rekaman itu, Bunda Putri menyebutkan Fathan merupakan 'pintu masuk' bagi dirinya dan Luthfi. "Kita yang butuh dia," katanya kepada Luthfi.
Menurut informasi yang beredar di Kementerian Pertanian, Bunda Putri mulai kerap datang ke kantor Kementerian, Jalan Ragunan Raya, sejak 2011. Seorang pegawai Kementerian yang sempat melihat Bunda Putri mengatakan, suatu kali perempuan berkacamata itu memasuki Gedung A, tempat Menteri Suswono berkantor. Ia datang dengan mengendarai mobil Mercedes-Benz.
Di Kementerian, sudah menjadi rahasia umum bahwa nenek 50 tahun itu terlibat affair dengan Direktur Jenderal Hortikultura Hasanuddin Ibrahim. Gara-gara itu, Hasanuddin atau yang biasa dipanggil Odeng sampai meninggalkan istri sah dari pernikahan keduanya. Pernikahan pertama Odeng berakhir dengan perceraian.
Suswono membantah jika dikatakan bahwa Bunda Putri mampu mempengaruhi kebijakan di kementeriannya. Namun ia mengakui pernah bertemu dengan Bunda Putri dua kali. Pertemuan itu tidak disebut terjadi di rumah Bunda Putri, melainkan di Kalimantan Barat ketika mengunjungi pabrik pupuk organik milik Bunda. "Seingat saya ada acara hari PKK di Kalimantan Barat. Waktu itu, Presiden hadir dalam rangka pencanangan gerakan perempuan untuk pekarangan," kata Suswono.
Istana, yang disebut-sebut dalam rekaman itu, sampai membentuk tim untuk menginvestigasi siapa sebetulnya Bunda Putri. Sekretaris Kabinet Dipo Alam langsung menolak dikait-kaitkan dengan Bunda Putri. "Bukan nama saya itu. Ada pemain bola namanya Dipo Alam, ada polisi di Lombok namanya Dipo Alam, ada penjahit namanya Dipo Alam, ada warung Padang yang punya Dipo Alam," katanya.
Di saat foto dengan Bunda Putri beredar, Dipo Alam juga tetap mengaku tidak kenal. Dia berdalih, banyak orang yang ingin berfoto bersama dengannya.
Pengakuan Aldi Djemat, mantan menantunya, Bunda Putri memang memiliki hobi berfoto dengan para pejabat dan politisi. Foto-foto bareng dengan para pejabat dipampang berderet di rumahnya.
Karena itu, tidak heran bila saat ini bermunculan foto Bunda Putri dengan para pejabat dan mantan pejabat. Selain dengan Andi Mallarangeng, Bunda Putri juga berfoto dengan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Gita Wirjawan, Agung Laksono, dan Sutiyoso. Ada juga foto Bunda Putri dengan Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin.
(asy/asy)