3 Fakta tentang Bayi 9 Bulan yang Tewas Akibat Dicabuli di Duren Sawit

3 Fakta tentang Bayi 9 Bulan yang Tewas Akibat Dicabuli di Duren Sawit

- detikNews
Jumat, 18 Okt 2013 10:04 WIB
3 Fakta tentang Bayi 9 Bulan yang Tewas Akibat Dicabuli di Duren Sawit
Jakarta - Polisi masih menyelidiki kasus kekerasan seksual terhadap bayi berusia 9 bulan di perkampungan padat di Duren Sawit, Jakarta Timur. Pencabulan ini membuat bayi yang sedang lucu-lucunya ini meninggal dunia pada Jumat (11/10) lalu.

Polisi telah melakukan visum terhadap jenazah bayi tersebut. Anggota keluarga bayi mungil itu juga diperiksa. Namun hingga kini pelaku perbuatan bejat ini belum dibekuk.

Berikut ini adalah tiga fakta mengenai kasus pencabulan miris tersebut:

Sebelum Meninggal Bayi Panas Tinggi dan Kejang-Kejang

Bayi perempuan ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Bunda Aliyah pada Jumat (11/10) lalu. beberapa hari sebelum tewas korban menderita sakit panas tinggi disertai kejang-kejang. Saat itu korban sempat mendapat pertolongan pertama dari bidan di sekitar tempat tinggal.

Meski begitu kondisi korban tidak membaik, keluarga pun sempat membawa korban ke puskesmas. Sesampai puskesmas korban langsung dirujuk ke rumah sakit besar di kawasan Duren Sawit. Dokter yang memeriksa korban mendapati adanya kondisi yang tidak wajar dari bayi tersebut kemudian menghubungi polisi.

"Rusak di bagian anus dan kemaluan korban, tapi tidak tahu apa itu penyebab meninggalnya," kata salah satu sumber detikcom.

Polisi Memeriksa Keluarga Bayi

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
PolisiΒ  memeriksa keluarga bayi berusia 9 bulan tersebut. Dari hasil pemeriksaan 11 saksi,Β  petugas memfokuskan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi, mereka adalah ayah korban, paman korban dan seorang tetangga korban. Petugas juga melakukan tes psikologi terhadap tante dan ibu korban untuk mengungkap kasus ini.

Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait yang memantau kasus tersebut menyebut kekerasan seksual kerap dilakukan orang dekat korban.

"Kasus inses cukup tinggi kepada anak-anak," kata Arist kepada detikcom, Kamis (17/10/2013).

Arist mengatakan, inses terhadap anak ini terlihat dari data-data yang diterima Komnas PA dalam dua atau tiga tahun terakhir ini. "Sebab itulah kita sudah menyerukan tahun ini sebagai darurat nasional kejahatan seksual anak," katanya.

Cairan yang Diduga Sperma Ditemukan dalam Kelamin Bayi

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Hasil uji forensik dan DNA menunjukkan adanya cairan yang diduga sperma dalam kelamin bayi malang tersebut. Polisi berharap hasil ini bisa mengungkap kasus tersebut.

"Kita berharap sebelum seminggu ini penyelidikan atas kasus ini selesai. Apabila ini sudah ada kesesuaian tes DNA terhadap 3 saksi dari pihak keluarga dan barang yang ditemukan diduga sperma di bayi tersebut, setelah tes mikrobiologi dari UI selesai maka akan diketahui pelakunya," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Mulyadi Kaharni di Mapolres Jaktim, Jatinegara, Kamis (17/10/2013).

Akan tetapi, Mulyadi menambahkan, cairan yang diduga sperma tersebut masih harus melalui pemeriksaan intensif terlebih dahulu. "Apakah itu sperma atau cairan masih perlu kita tindak lanjuti. Namun, saat ini 3 saksi tersebut sudah mengarah kepada tersangka," jelasnya.
Halaman 2 dari 4
(nal/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads