“Mendingan pasar malam gini daripada mall, di sini pengunjungnya bisa leluasa berbaur,” kata Runi kepada detikcom, Sabtu (12/10) malam pekan lalu di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Apalagi menurut dia, di acara tersebut banyak tersaji aneka kuliner tradisional khas Betawi. Seperti kue rangi yang sangat Runi gemari. Saking doyannya bahkan sambil mengelilingi arena pasar malam, dia menghabiskan satu porsi kue rangi. Saat akan pulang, ia kembali memesan dua porsi kue rangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Runi yang pekan lalu datang bersama keluarganya mengaku menikmati pasar malam kaki lima. “Tadi ada kondangan, kebetulan kami lewat jadi singgah dululah,” kata Komar, ayah Runi.
Komar pun akhirnya membeli sebuah sepatu seharga Rp 200 ribu untuk salah satu anaknya. Warga Volvo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu berujar ia sangat suka dengan konsep pasar malam yang diusung gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo itu.
Pasar malam ini mulai dielenggarakan sejak 5 Oktober lalu dan ditargetkan bisa rutin digelar setiap Sabtu malam hingga tiga bulan ke depan. Di jalan sepanjang 430 meter dari Gambir (Medan Merdeka Timur) hingga ke patung Arjuna di jalan Thamrin itu ditata lebih dari 200 tenda.
Tenda-tenda itu bisa memuat 400-an PKL binaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di luar jumlah itu, masih ada PKL non binaan yang juga ikut memeriahkan pasar malam tersebut.
Di arena Kaki Lima Night Market, warga bisa mendapatkan hiburan gratis, berbelanja, hingga wisata kuliner. Sehingga diharapkan warga tak lagi menghabiskan akhir pekan di mal.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Andi Baso Mappapoleonro mengatakan pengunjung pasar malam ini mencapai 10 ribu orang.
Menurut dia tak tertutup kemungkinan Kaki Lima Night Market bisa menjadi objek wisata baru. Apalagi lokasinya tak jauh dengan Tugu Monas. “Memang Monas sudah jadi salah satu pusat rekreasi warga dari dulu-dulu,” kata Andi.
(erd/erd)