Dialog digelar di gedung Kemenkum HAM, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (11/10/2013). Denny membuka dialog tersebut dengan memutarkan film pendek berdurasi sekitar 20 menit. Film berjudul 'Selamat Siang Risa' ini menceritakan kisah seorang kepala bagian perizinan bernama Risa Arwoko yang menolak menerima suap.
Di salam film tersebut, Risa yang diperankan oleh Medina Kamil teringat sikap tegas ayahnya, Arwoko yang bertugas sebagai kepala gudang beras saat ia masih kecil. Kala itu, ayah Risa menolak menerima suap dari pemborong yang hendak menimbun beras. Padahal kondisi keuangan keluarga Arwoko tengah kritis, sementara persediaan beras habis dan adik Risa tengah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Woko lantas masuk ke dalam rumah dan menggendong adik Risa yang sakit. Film tersebut ditutup dengan adegan Risa yang berjalan di tengah keramaian dan melihat kakek-kakek penjual buah yang terserempet mobil.
Selain itu, Denny juga menceritakan pengalaman pribadinya saat almarhum ayahnya hendak operasi jantung. Kala itu ia masih menjabat sebagai staf khusus kepresidenan. Biaya operasi ayahnya sebesar Rp 300 juta, sementara uang tabungannya hanya sekitar Rp 50 juta.
"Sebagai anak pertama, saya bilang 'Ayah silakan operasi, Insya Allah biaya ada'. Namun sampai operasi selesai uang itu belum ada," papar Denny.
Pada saat itu, menurutnya banyak pihak yang menelepon dirinya untuk memberi bantuan dana. Namun ia menolak. Akhirnya ia dan istri menjual 2 unit mobil Avanza miliknya untuk biaya operasi tersebut.
"Itu pengalaman terberat di mana saya harus menolak meskipun mungkin teman-teman tulus membantu," ucapnya.
Kemudian dialog tersebut mengarah ke internal Kemenkum HAM. Seluruh media tidak diperkenankan untuk meliput acara tersebut. Hingga saat ini dialog tertutup itu masih berlangsung.
(rmd/lh)