Rencananya jamuan santap siang bersama warga Lenteng Agung yang menolak pengangkatan Lurah Susan itu akan dilakukan pekan depan.
Ia yakin persoalan penolakan warga terhadap Lurah Susan bisa dimediasi secara baik oleh Jokowi di meja makan. Ini mengacu penyelesaian masalah sebelumnya yang juga akhirnya selesai setelah jamuan santap siang. Misalnya persoalan pedagang kaki lima di Tanah Abang dan warga Waduk Pluit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, cara jamuan makan siang ini bisa dikatakan cukup efektif dan menyeselesaikan masalah. Ia melihat Gubernur Jokowi low profile dan menyempatkan waktunya untuk menjamu warga. Layaknya seorang tuan rumah, bahkan mantan Wali Kota Surakarta itu juga mengambilkan nasi untuk warga.
"Iya, beliau juga pernah ambilin nasi buat warga. Persilakan mereka ambil lauk sambil ngobrol. Kalau saya bilang pendekatan ini berhasil,β kata Heru.
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia Ari Djunaedi melihat adanya ketulusan dari Jokowi saat menjamu warga bersantap siang.
Misalnya, cara Jokowi mengambilkan nasi dan menawarkan lauk pauk saat makan siang untuk warga itu dinilai sebagai pimpinan yang ingin melayani rakyat. Bukan sebaliknya ingin minta dilayani.
"Pemimpin itu menunjukan contohnya. Dan masyarakat bisa berinteraksi dengannya kalau ada masalah. Apa yang ditanya masyarakat, Jokowi jawab," sebutnya.
Hal yang sama dikatakan Pengamat Sosial Politik dari UGM, Ari Sudjito. Selain tulus dia juga melihat Jokowi sabar meladeni setiap permintaan warga.
"Dia tidak pernah mendebat atau marah saat jamuan makan siang. Warga pun tersanjung dan hormat ketika diambilkan nasi atau lauk," kata Ari.
Sementara Gubernur Jokowi mengatakan jamuan santap siang yang sering dia lakukan adalah untuk berkomunikasi dan mendengarkan langsung aspirasi warga. Terkait lurah Lenteng Agung, dia memastikan tak akan memindahkan Susan jika alasannya hanya soal perbedaan agama.
Menurut Jokowi, mutasi atau promosi itu ditentukan dengan melihat Indeks Government Service yang dievaluasi setiap enam bulan sekali. βYa enggak bisa asal-asalan. Nanti ada IGS yang nilai, bukan saya,β kata Jokowi di kantornya, Kamis (3/10) kemarin.
Lagipula, menurutya, itu urusan seharusnya bisa diselesaikan di level camat atau wali kota Jakarta Selatan. T
api, karena warga bersikeras dan ingin bertemu langsung dengan gubernur, dia tetap akan melayani. βIya warga kan enggak cocok dengan sistem lelang jabatan. Mereka protes,β katanya.
(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini