Kepala Unit Perlindungan Badak dan Unit Penegakan Hukum Intelijen Sumatera Selatan Arif Rubianto mengatakan kotoran badak bisa mendeteksi jejak badak. Tapi, setiap petugas RPU sudah punya cara tertentu agar orang luar tidak bisa mengikuti jejak badak.
Arif menegaskan, perburuan masih menjadi ancaman terbesar kepunahan populasi badak. Berburu badak dianggap punya tantangan karena punya tingkat paling sulit dan tertinggi dibandingkan satwa lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jebakan yang biasa dipakai pemburu badak adalah penjerat kaki dengan sistem pelontar. Kemudian, jerat leher untuk menjebak badak saat melewati dua pepohonan dan bersifat mematikan. Lalu, jerat lubang dengan berapa meter yng dilengkapi jebakan tongkat tajam di bawah tanah. Terakhir, cara ini ditemukan pada 2011 di Way Kambas namun terdeteksi petugas.
Perburuan dan perdagangan gelap cula badak terakhir yang pelakunya berhasil ditangkap yaitu pada 2003. Sebelumnya, pada 1989-1991 sudah tertangkap 61 pelaku pemburu badak. Para pelaku ini selain berburu juga menjual cula badak dalam perdagangan gelap di Sumatera Selatan dan Singapura.
Meski saat ini ada kecenderungan populasi badak naik di TNWK dan BBS, Arif menekankan tetap tidak ada jaminan selamat dari kepunahan.
Pengurus Yayasan Badak Indonesia Haerudin R. Sadjudin mengatakan TNWK dan BBS menjadi benteng terakhir dari ancaman kepunahan badak Sumatera. Kepunahan badak Sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sejak 2010 harus dilihat betapa terancamnya satwa liar ini akibat perburuan.
"Padahal Kerinci Seblat punya ekosistem lebih baik dibandingkan taman nasional lainnya," ujar Haerudin kepada detikcom, di Way Kambas, Sabtu lalu. Adapun kalau lokasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sulit dijadikan perlindungan karena tingginya perburuan dan akses medan yang berat. "Pembentukan unit perlindungan badak sangat penting karena berperan di Ujung Kulon, Way Kambas, serta BBS."
Kenapa cula badak sejak dulu begitu menjadi incaran nomor satu perburuan liar? Berdasarkan informasi, harga cula badak di pasar gelap punya nilai jual yang fantastis karena ditaksir bisa mencapai US$ 200-300 per gram. Bahkan kalau kondisi bagus satu gram cula badak bisa dihargai US$ 4 ribu per gram atau sekitar Rp 44 juta. Bayangkan jika satu cula badak seberat 3 atau 4 kilogram.
Biasanya badak Afrika punya nilai jual tinggi sehingga banyak perburuan di beberapa negara di benua hitam tersebut. Dibandingkan gajah atau harimau, badak jelas lebih dicari pemburu. “Harganya lebih mahal dari gading gajah. Makanya banyak yang berburu dan kerja sama dengan nyogok duit ke masyarakat yang pernah bekerja di taman nasional,” ujar pria yang sudah 20 tahun lebih aktif dalam konservasi badak itu.
(brn/brn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini