5 Cerita Masa Kecil Ahok

5 Cerita Masa Kecil Ahok

- detikNews
Selasa, 01 Okt 2013 10:42 WIB
 5 Cerita Masa Kecil Ahok
Jakarta - Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak segan mengungkapkan masa mudanya. Mulai dari tingkah kurang baik hingga terpuji.

Ahok dengan percaya diri mengungkapkan kisahnya itu di depan anak buahnya, maupun mahasiswa Trisakti, kampus tempatnya kuliah dulu. Sadar tingkahnya ada yang kurang baik, Ahok meminta mahasiswa untuk tidak mengikutinya.

Berikut cerita-cerita yang diungkapkan Ahok seperti diberitakan detikcom, Selasa (1/10/2013):

1. Titip Absen dan Boikot Ujian

Ahok mengaku bisa membuat tanda tangan teman-teman saat kuliah di jurusan Geologi Trisakti. Nah, teman-temannya kerap titip absen kepadanya.

"Yang nggak boleh dicontoh lagi itu nitip absen. Nah, saya yang paling bisa tanda tangan semua teman," kata Ahok di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti angkatan 2013Β  di Kampus A Universitas Trisakti, Jl Kyai Tapa no 1, Jakarta Barat, Minggu (29/9/2013).

Ahok juga bercerita, dia dan teman-temannya pernah memboikot tidak ikut ujian. Alasannya karena dosennya tidak mengizinkan tanding basket.

"Dulu ada tanding basket di sini, dosen kami ngotot tidak boleh karena ada ujian. Kita boikot bareng, tidak ada yang ikut ujian, biar dosennya bingung. Ada satu anak cewek, eh dia lulus," kisah Ahok.

2. Surat Cinta

Ahok mengaku paling jago membuat surat cinta. Bahkan Ahok menularkan kepintaran membuat surat cinta itu pada pacarnya.

Sang pacar diminta Ahok untuk membuat surat cinta sehari satu lembar. Jadi bisa dibayangkan surat cinta yang diterima Ahok.

"Saya juga paling jago membuat surat cinta, pacar saya dulu, saya suruh satu hari satu lembar, jadi nunggu surat datang sudah segepok," ujar Ahok di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti angkatan 2013 di Kampus A Universitas Trisakti, Jl Kyai Tapa no 1, Jakarta Barat, Minggu (29/9/2013).

Saking jagonya, Ahok menawarkan membuat surat cinta pada teman-teman kampusnya. "Jadi kalau temen nulis itu repot, saya saja yang tulisin," kisah suami Veronica Tan itu.

3. Merokok

Ahok mengaku sebagai perokok saat SD. Pengakuannya itu dia sampaikan di depan perwakilan LSM antirokok.

"Saya SD kelas 5 sudah merokok," ujar Ahok kepada perwakilan LSM di ruang rapat, Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2012).

Suami Veronica Tan ini akhirnya berhenti merokok. Pasalnya ketika Ahok merokok, ranjangnya terbakar.

"Nggak ada enaknya (merokok). Untung ranjangnya ranjang besi, jadi nggak ke mana-mana (apinya). Kasurnya kapuk, terus disiram air dingin selesai," tutur Ahok diserta gelat tawa hadirin.

Beranjak dewasa Ahok justru berbalik. Ahok menjadi tidak suka dengan orang yang merokok, apalagi ketika rapat. Saya paling tidak tahan orang lagi rapat rokok. Ketika di DPR, kita voting rapat dengan merokok atau dengan yang tidak. Kita yang tidak merokok kalah," kata Ahok.

4. Cinta Hutan

Ahok mengaku sering menghabiskan waktu di hutan di kampungnya di Belitung. Sedemikian seringnya nongkrong di hutan, sampai-sampai Ahok muda suka berduaan dengan monyet.

Hutan kecil itu kebetulan termasuk dalam areal lahan orang tua Ahok. Di lahan seluas sekitar satu hektar itu penuh dengan pohon sengon.

"Di situ ada monyetnya. Kadang suka berduaan (sama monyetnya," ujar Ahok di balkon rumahnya di Jl Manggis, Gantong, Belitung Timur, Minggu (15/9/2013).

Selain hutan, Ahok juga hobi berburu dan memelihara kelinci dan kancil. Kedua jenis binatang tersebut diletakkan dalam satu kandang yang berukuran cukup besar, sekitar 2x3 meter. Kandang tersebut berada di dalam rumah sisi belakang.

5. Suka Kebut-kebutan Motor

Ahok muda hobi naik sepeda motor dengan teman-temannya. Bahkan, Ahok hampir kecelakaan akibat kebut-kebutan naik sepeda motor.

Ahok ingin menyalurkan hobinya itu dengan ikut kejuaraan motorcross di Belitung. Namun ibundanya melarang.

"Ibu saya nggak mau tanda-tangan surat izin ikut motorcross," katanya saat pulang kampung ke Belitung pada Minggu (15/9/2013) lalu.
Halaman 2 dari 6
(nik/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads