"Harus bisa membangun komunikasi lagi yang lebih baik dengan KPK," ujar mantan komisioner KPK, Erry Riyana Hardjapamekas saat berbincang, Sabtu (28/9/2013).
Tidak cuma dengan KPK. Sutarman juga harus dapat berkoordinasi lebih baik dengan Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak pekerjaan rumah yang nantinya harus diselesaikan oleh Sutarman jika terpilih sebagai kapolri. Namun persoalan simulator SIM dan Novel Basewedan bisa dijadikan pelajaran penting Sutarman untuk memimpin polisi.
Kasus Simulator SIM dan upaya penangkapan seorang penyidik KPK Novel Baswedan beberapa waktu lalu sempat membuat hubungan Polri-KPK memanas. Bahkan Presiden SBY sendiri sampai harus turun tangan mengatasi persoalan itu.
Memang pada akhirnya KPK bisa leluasa menyidik persoalan Simulator SIM. Dan Novel pun tidak jadi ditangkap. Namun posisi Sutarman sudah terlanjur dianggap tak pro pemberantasan korupsi.
"Tapi saya yakin, Pak Sutarman belajar banyak dari persoalan Korlantas dan Novel," tegasnya.
Sutarman lahir pada tanggal 5 Oktober 1957 di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sutarman mengawali karier di polisi sejak tahun 1982 dan menjabat sebagai Pa Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar. Sejak 6 Juli 2011, dia diangkat sebagai orang nomor satu di Bareskrim untuk menggantikan Ito Sumardi.
Kini, nama Sutarman jadi calon tunggal Kapolri yang diajukan presiden ke DPR. Bila tes di DPR dilewatinya dengan mulus, bintang empat tak lama lagi tersemat di pundaknya.
(mok/rvk)