Sutarman Harus Jadikan Kasus Simulator SIM dan Novel Pelajaran Penting

Sutarman Harus Jadikan Kasus Simulator SIM dan Novel Pelajaran Penting

- detikNews
Sabtu, 28 Sep 2013 12:13 WIB
Jakarta - Banyak pekerjaan rumah yang nantinya harus diselesaikan oleh Kabareskrim Komjen Sutarman jika terpilih sebagai kapolri. Namun persoalan simulator SIM dan Novel Basewedan harus dijadikan pelajaran penting Sutarman untuk memimpin polisi.

Kasus Simulator SIM dan upaya penangkapan seorang penyidik KPK Novel Baswedan beberapa waktu lalu sempat membuat hubungan Polri-KPK memanas. Bahkan Presiden SBY sendiri sampai harus turun tangan mengatasi persoalan itu.

Memang pada akhirnya KPK bisa leluasa menyidik persoalan Simulator SIM. Dan Novel pun tidak jadi ditangkap. Namun posisi Sutarman sudah terlanjur dianggap tak pro pemberantasan korupsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi saya yakin, Pak Sutarman belajar banyak dari persoalan Korlantas dan Novel," ujar mantan komisioner KPK, Erry Riyana Hardjapamekas saat berbincang, Sabtu (28/9/2013).

Erry melihat dua kasus itu sebagai salah satu bentuk dinamika di lapangan. Namun di satu sisi Erry berharap, komunikasi Polri dan KPK bisa lebih ditingkatkan. Salah satunya soal peminjaman penyidik.

"KPK bisa dijadikan tempat belajar yang baik bagi penyidik untuk nantinya kembali lagi ke Polri," tandas Erry.

Sutarman lahir pada tanggal 5 Oktober 1957 di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sutarman mengawali karier di polisi sejak tahun 1982 dan menjabat sebagai Pa Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar. Sejak 6 Juli 2011, dia diangkat sebagai orang nomor satu di Bareskrim untuk menggantikan Ito Sumardi.

Kini, nama Sutarman jadi calon tunggal Kapolri yang diajukan presiden ke DPR. Bila tes di DPR dilewatinya dengan mulus, bintang empat tak lama lagi tersemat di pundaknya.

(mok/ndr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads