Bahkan, kondisi sepeda motor pemadam kebakaran kini banyak yang tak terurus. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Subejo menyanyangkan nasib motor pemadam.
Ia mengaku miris ketika mendengar motor cycle fire kurang terawat bahkan tidak bisa digunakan. “Kalau itu bisa digunakan sangat efektif membantu sekali pekerjaan petugas di lapangan. Itu kan sudah disosialisasikan di setiap kelurahan yang rawan kebakaran,” ujarnya kepada detikcom, Senin lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut juga sudah disosialisasikan ke masyarakat dan diharapkan bisa membantu penanganan kebakaran kecil. Meski ia tidak menampik kalau masyarakat melihat Apar masih hanya sebatas pajangan dalam ruangan. “Itu kan sudah diatur dalam peraturan. Ruangan dengan luas tertentu wajib punya apar. Di masyarakat kita juga sudah mensosialisasikan hal ini,” katanya.
Ia menganggap fasilitas pemadaman kebakaran yang ada sekarang sudah cukup. Tapi, ke depan memang perlu ada prioritas seperti memperbanyak jumlah unit mobil pemadam berkapasitas 2.500 liter yang bisa masuk ke jalan jalanan sempit di permukiman padat penduduk.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Mochtar Zakaria juga menyesalkan nasib motor pemadam. "Mestinya harus dirawat. Saya dengar gak pernah dipanasin, gak pernah dipakai. Bagaimana itu ya?" kata dia kepada detikcom, Selasa lalu.
Mochtar juga mengakui saat ini memang perlu diprioritaskan mobil Damkar kecil berkapasitas 2.500 liter agar bisa menjangkau wilayah dengan jalan yang sempit. "Masih kurang karena yang mobil 2.500 liter Sudin Jaksel baru punya enam unit," ungkap dia.
Padahal, kata dia, kalau dari aspek jangkauan, mobil berkapasitas 2.500 liter lebih sesuai ketimbang mobil 10 ribu liter ataupun 4.000 liter.
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna berpendapat pihak Dinas Damkar DKI perlu bekerja sama dengan warga di berbagai kelurahan yang rawan kecelakaan terutama Karang Taruna misalkan membentuk bantuan sukarela pemadam kebakaran (Balakar).
Yayat mengaku bingung dengan tidak efektifnya motor cycle fire atau pawang geni berkapasitas 400 liter yang diberikan ke sejumlah kelurahan. Seharusnya, fasilitas ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bukan malah sebaliknya dijadikan pajangan saja.
Apalagi pembelian fasilitas ini juga memakan biaya puluhan miliaran rupiah. “Itu ke mana lagi. Ini kok gak ada bunyinya. Gubernur Jokowi harus ambil sikap soal ini juga,” tegasnya kepada detikcom, Selasa lalu.
(brn/brn)