Dubes Imron Cotan Dianugerahi Profesor Kehormatan dari Mongolian National University

Dubes Imron Cotan Dianugerahi Profesor Kehormatan dari Mongolian National University

- detikNews
Kamis, 26 Sep 2013 14:17 WIB
Ulaan Bataar - Duta Besar RI untuk RRT merangkap Mongolia, Imron Cotan, mendapat anugerah gelar Profesor Kehormatan di bidang Hubungan Internasional dari School of International Relations Mongolian National University (MNU). Upacara penganugerahan dilakukan pada 25 September 2013 bertempat di Hotel Best Western Tushiin Hotel, Ulaan Bataar, Mongolia.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Anggota Dewan Guru Besar MNU, sekitar 50 orang sivitas akademika MNU, serta para pejabat terkait dari Kementerian Pendidikan Mongolia. Demikian siaran pers Kedubes RI di Beijing kepada detikcom, Kamis (26/9/2013).

Dalam sambutan penganugerahan gelar tersebut, President MNU menyampaikan pertimbangan utama penganugerahan Profesor Kehormatan adalah sebagai penghargaan yang tinggi dari dunia akademisi Mongolia atas dedikasi yang tak kenal lelah dan tulus dari Duta Besar RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat secara kasat mata bagaimana gigihnya Profesor Imron Cotan membangun hubungan baik dengan diplomasi yang santun serta mengesankan, dalam upayanya mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Mongolia.


Peningkatan hubungan diplomatik antara Indonesia - Mongolia sepanjang 3 tahun terakhir terasa maju pesat, baik di bidang ekonomi dan pendidikan, termasuk arus pertukaran akademisi antara kedua negara.

Atas upaya yang tulus dan dedikasi yang tinggi dalam memajukan hubungan diplomatik kedua negara tersebutlah, MNU memandang perlu menganugerahkan gelar Profesor Kehormatan kepada Duta Besar RI, sebagai jembatan penghubung yang akan menjamin keberlangsungan hubungan baik yang telah terbina selama ini.
Duta Besar RI dalam sambutannya menyampaikan bahwa persinggungan sejarah Indonesia – Mongolia telah terjadi sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

Hubungan bilateral Indonesia – Mongolia yang dibukanya pada tanggal 21 Desember 1956 kemudian semakin berkembang dengan kiprah kedua negara di Gerakan Non-Blok, the Conference on Disarmament (Group-21), serta forum-forum demokrasi seperti Bali Democracy Forum dan Community of Democracies.

Hubungan baik antar kedua negara juga tercermin dalam besarnya nilai perdagangan dua arah yang mencapai US$ 6.1 juta pada tahun 2012.

Dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2012, Indonesia – Mongolia juga telah menyepakati pengukuhan kemitraan dan kerjasama di bidang perdagangan dan investasi, pertambangan dan pertanian, people-to-people contact, serta upaya bersama menanggulangi isu-isu regional dan internasional. Salah satu implementasi kesepakatan kerjasama tersebut adalah forum Joint Commission on Bilateral Consultation (JCBC) tingkat Menteri Luar Negeri yang tidak lama lagi akan diselenggarakan di Indonesia.

Pada kesempatan ini Duta Besar RI mengajak seluruh stakeholder baik di Indonesia maupun Mongolia untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam memaksimalkan potensi kerjasama kedua negara, guna semakin meningkatkan hubungan Indonesia – Mongolia di tingkat bilateral, regional dan internasional.


Setelah penganugerahan gelar Professor Kehormatan tersebut, Duta Besar RI turut menyaksikan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Mongolian National University (MNU) dan Mongolian University of Science and Technology (MUST).

Perjanjian tersebut meliputi kerjasama bidang pendidikan dan penelitian pertambangan antara ITB dengan MNU dan MUST. Hadir dari ITB adalah Prof. Sriwidiyantoro (Dekan FTTM ITB) dan Dr. Syafrizal (Ketua Jurusan Pertambangan), sementara dari pihak MNU adalah Munkhbat Lahgvasuren, Presiden MNU sedangkan dari MUST adalah Lkhamsuren Purev, Director of School of Mining Engineering MUST.

Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MoU tersebut, pihak MUST akan mengirimkan dua orang tenaga pengajarnya untuk melanjutkan studi pendidikan pertambangan di ITB untuk jenjang S2 dan S3 pada tahun ini.




(nrl/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads