Sayang laju mobil pemadam kebakaran terhambat macet di jalan. Sirene yang dibunyikan tak mampu menembus kemacetan. Wal hasil hingga satu jam sejak api berkobar baru satu mobil pemadam sampai di lokasi.
Sebulan kemudian, tepatnya Sabtu petang 4 Mei 2013 kebakaran juga melanda pemukiman penduduk di jalan Palmerah Barat II, RT 5 RW 9. Lokasinya tak jauh dari Markas Kepolisian Sektor Palmerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahad sore pekan lalu kebakaran terjadi di jalan Kemang Utara 9, Mampang, Jakarta Selatan. Lagi-lagi upaya mobil pemadam mencapi lokasi kebakaran terhambat macet. Api pun baru bisa dipadamkan pada pukul 22.30 menjelang tengah malam.
Salah seorang warga, Aris Riswanto, 23 tahun, mengatakan kedatangan tim pemadam kebakaran terlambat sekitar hampir satu jam. Mereka baru tiba hampir pukul 17.30. Padahal, warga sudah menghubungi pos pemadam kebakaran yang terdekat sejak kebakaran dimulai pukul 16.30.
Sedangkan api membesar pukul lima sore dan warga hanya mengandalkan kerja sama siraman air dengan ember ke ember dari kali Jagal. Beberapa warga juga menyiram kobaran api dengan selang air. “Petugas pemadam lambat datangnya. Belum cari airnya ke mana. Ini (rumah warga) kalau kami enggak gerak, ikut kebakar rumah. Lihat aja kayu plafon sudah ada yang hangus,” kata Aris saat ditemui detikcom, Senin (23/9) lalu.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Mochtar Zakaria mengakui kendaraan pemadam tak bisa bergerak cepat. Masalah kemacetan dan struktur jalan raya di Ibu Kota, apalagi saat jam pulang kerja sering menjadi kendala.
Belum lagi, begitu sampai lokasi kerumunan warga yang penasaran ingin melihat kebakaran ikut mengganggu kinerja petugas. “ (Semua) Itu ikut mempengaruhi keterlambatan kami,” kata Mochtar saat ditemui detikcom, Selasa (24/9) lalu.
Kepala Regu I Pos Pemadam Kebakarakan Sektor Kramat Jati, Jakarta Timur, Neman, mengatakan emosi warga mudah tersulut saat petugas terlambat datang. Peristiwa kebakaran di Manggarai, Pulomas, dan Ciracas masih membekas diingatannya.
Ia tidak pernah lupa ketika ditimpuk pakai batu dan sandal jepit setelah selesai membantu memadamkan kebakaran di Manggarai. Saat itu, warga yang emosi terlihat kesal karena kedatangan petugas yang terlambat. Padahal, kebakaran saat itu termasuk yang terbesar dan memerlukan beberapa pos pemadam dari wilayah Jakarta Selatan dan Timur.
Akses jalan yang macet dan lambatnya informasi dari warga menjadi penyebab ngaretnya datang petugas pemadam. “Saya dimaki-maki, ditimpuk, sampai saat tugas juga enggak fokus karena warga emosi terus kalau komunikasi sama kita,” kata pria berusia 45 tahun itu kepada detikcom.
(erd/erd)