Andhika, 24 tahun warga Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat menyebut bisnis parkir liar di jalan Asia Afrika dikuasai oleh sekelompok preman. Ketua preman menyewakan lahan yang ada di sekitar jalan tersebut kepada orang yang mau menjalankan usaha parkir.
Tarif sewanya Rp 10 juta selama enam bulan. βAda teman saya jadi tukang parkir di jalan Asia Afrika, bosnya teman saya itu βngontrakβ ke ketua preman itu,β kata Dhika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andhika awal tahun 2000-an, kawasan tongkrongan kaum kaya tersebut dikuasai oleh anak pendiri dan ketua salah satu organisasi kepemudaan di Indonesia. Hampir tiap malam mereka nongkrong di tempat tersebut, dan tak jarang terjadi keributan dan perkelahian.
Jalan Asia Afrika kembali menjadi sorotan setelah Ahad dini hari lalu terjadi tabrakan maut . Dua orang meninggal dan delapan lainnya luka-luka akibat insiden tersebut. Namun insiden tersebut seolah tak menyurutkan minat anak-anak muda yang sebagian besar anak baru gede alias ABG untuk tetap menyambangi jalan Asia Afrika.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Kukuh Hadi Santoso mengatakan selama ini hanya mengetahui banyak anak muda nongkrong di jalan Asia Afrika pada malam hari. Namun dia mengaku belum tahu adanya aktivitas lainnya, seperti balap liar, parkir liar, mabuk-mabukan hingga prostitusi di kawasan tersebut.
Dia berjanji akan menurunkan tim untuk mengecek informasi tersebut karena, Satpol PP tidak bisa asal menindak tanpa mengkroscek dulu. "Kalau tindakan ya harus komunikasi dulu dengan kepolisian. Kami juga harus melihat seberapa besar kebenaran laporan itu," kata Kukuh.
(erd/erd)