Ada Prostitusi Terselubung di Kawasan Patung Panahan

Kehidupan Malam Anak Gaul Senayan

Ada Prostitusi Terselubung di Kawasan Patung Panahan

- detikNews
Rabu, 25 Sep 2013 14:34 WIB
Ilustrasi (Fotografer - Agung Pambudhy)
Jakarta - Kawasan Patung Panahan Senayan, Jakarta Pusat, yang terletak di dekat areal Gelora Bung Karno, tampak ramai, Rabu (24/9) sekitar pukul 22:00 WIB. Puluhan kelompok kaum muda yang biasa disebut anak gaul atau tongkrongan asyik berbincang di dekat mobil-mobil mereka yang berjajar kurang beraturan.

Tidak hanya satu jalur, bahkan dua jalur sisi jalan tersebut penuh dengan anak muda hingga lampu merah Jalan Asia Afrika. Suasana bertambah ramai dengan keberadaan puluhan pedagang kaki lima yang mendulang rupiah.

Sepintas mereka hanya tampak berkumpul dan mengobrol seraya menikmati berbagai jenis minuman, dari mulai kopi, minuman ringan dingin hingga yang mengandung alkohol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, siapa nyana di balik riuh tongkrongan yang kian hingar dengan dentuman musik bervolume keras dari sound mobil-mobil gaul itu terdapat praktik prostitusi terselubung yang dijajakan gadis-gadis muda pekerja seks komersial.





Salah seorang warga yang biasa nongkrong di tempat ini mengakui di kasawan Patung Panahan dan sekitarnya memang ada transaksi prostitusi. Namun keberadaan wanita pelacur tersebut tidak akan tampak sebab mereka membaur dan terlihat tak ubahnya seperti anak nongkrong lainnya.

“Banyak (PSK) di sini, istilahnya terselubunglah karena kayak orang nongkrong biasa aja,” ungkap warga Simprug yang ogah disebutkan namanya ini kepada detikcom di Patung Panahan, Selasa (24/9) malam.

Menurutnya, praktik prostitusi di tempat ini baru ada sekitar tiga atau empat tahun lalu. Meski tidak mengetahui jumlah pelaku secara pasti, sebagian di antara para pelacur itu merupakan yang dahulu biasa mangkal di kawasan Mahakam dan Melawai Blok M. “Tepatnya ya pas mulai ada yang jual minuman (keras) di sini,” ujarnya.

Dari pengamatannya, para wanita tuna susila itu tidak datang dan mangkal secara sendiri-sendiri melainkan ada pihak yang mengkoordinir dan membawa ke kawasan Patung Panahan yang memang terkenal dengan tongkrongan kaum berduit. “Ada yang bawa, lalu nongkrong di sini,” ucap dia.

Awalnya, dalam melangsungkan aksinya, para wanita itu memanfaatkan banyaknya kaum muda yang nongkrong sambil mabuk-mabukan. Mereka membaur dan ikut menikmati miras bersama- sama hingga kemudian berkenalan akhirnya melakukan transaksi.

“Mainnya bisa di dalam mobil, kalau dibawa ke tempat lain itu kalau yang udah kenal agak lama. Tarifnya Rp 200 ribu-Rp 300 ribu, tergantung ngobrolnya gimana” ujarnya memaparkan.

Dhika, 24 tahun, warga Kelurahan Gelora mengatakan praktik prostitusi di kawasan Patung Panahan tidak terlihat sebab para PSK tidak berdiri di sepanjang pinggir jalan seperti di tempat lainnya, melainkan nongkrong tak ubahnya seperti anak nongkrong biasa.

“Kayak orang nongkrong aja, ada mobilnya juga,” ungkapnya saat berbincang dengan detikcom di kawasan Patung Panahan, Selasa (24/9) malam.


(brn/brn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads