"Jangan sampai preman dan premanisme bersarang di kampus-kampus. Mustinya kampus harus menjadi center of intelegence, tempat untuk pendidikan," ujar Agung usai dilantik sebagai Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Provinsi DKI, di Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (25/9/2013).
Menurutnya, kampus merupakan kawah candradimuka pendidikan masyarakat. Termasuk melalui kegiatan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang dinilainya lebih mengutamakan musyawarah daripada kekerasan, dapat mendidik mahasiswa menjadi pribadi berkarakter anti premanisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemarin (24/9), sejumlah Mahasiswa UKI mengamuk dan merusak fasilitas kampus di Gedung Rektorat. Akibat aksi kekerasan itu, sejumlah fasilitas milik universitas hancur berantakan.
Informasi yang dihimpun peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas merusak kaca dan jendela bagian depan gedung, seperti kaca ruang adminstrasi, lemari penyimpan piala, dan maket Kampus UKI.
Perusakan tersebut dipicu lantaran sekelompok orang yang tidak memberikan kunci aula dan guest house yang tersimpan di gedung rektorat kepada mahasiswa. Padahal, kedua ruangan tersebut akan digunakan mahasiswa Fakultas Hukum UKI untuk menggelar acara 'Lomba Debat Hukum Nasional'.
Salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum semester tujuh, Hardoyo (24), menuturkan dalam sebulan terakhir Gedung Rektorat kampusnya dijaga oleh sekelompok orang yang mengaku petugas keamanan. Ketika itu konflik antar mahasiswa dengan kelompok tersebut sering muncul.
(dnu/rmd)