Lurah Kebon Jeruk Ingin Kawasannya Kembali Ditumbuhi Pohon Jeruk

Jakarta - Menurut Sejarawan Jakarta, Mona Lohanda nama daerah Kebon Jeruk diambil berdasarkan apa yang ditanam warga di lingkungan tersebut. Karena nama itu mencerminkan wilayah tersebut.

Untuk itu, Lurah Kebon Jeruk Naman Setiawan ingin memperkenalkan Kebon Jeruk dengan program penanaman pohon jeruk di wilayahnya. Idenya tersebut tercuat ketika dirinya melihat masih banyaknya lahan kosong potensial yang bisa ditanami.

"Ide itu muncul dari saya sendiri pada saat keliling wilayah Kebon Jeruk yang ternyata sudah bagus dan perkarangan rata-rata luas," ujar Naman saat berbincang lewat telepon dengan detikcom, Selasa (24/9/2013).

"Di sini sudah banyak pohon hias tetapi untuk pohon jeruknya sendiri malah tidak ada padahal nama jalannya Kebon Jeruk," tambah Naman.

Naman yang baru menjabat kurang dari tiga bulan itu langsung terobsesi untuk mengembalikan pohon jeruk sebagai ikon wilayahnya. Ia mengaku sudah lakukan musyawarah dengan para ketua RW dan telah mendapatkan respon yang sangat baik.

Lulusan S2 dari IPDN ini juga mengatakan saat ini program penanaman pohon jeruk masih dalam tahap pendataan lahan pemerintah yang kosong. Selain itu, dirinya juga sedang mendata lahan-lahan warga yang bersedia ditanami pohon-pohon jeruk.

"Ada 13 RW di keluarahan Kebon Jeruk dan semua setuju," ujar ayah dari 3 anak itu.

Saat ditanyakan dari mana pohon jeruk akan dipesan, Naman mengatakan telah berkoordinasi dengan Sudin Pertanian Jakarta Barat. Naman juga mengaku pihaknya kini sedang mencari CSR untuk merealisasikan idenya.

"Sebagai contoh, saya sudah tanamkan sekitar 30 pohon di kantor kelurahaan," ujarnya.

Naman mengatakan bahwa Kelurahan Kebon Jeruk akan melakukan launching program ini pada bulan November nanti. Meski begitu, ia mengaku belum memiliki rencana tentang buah-buah jeruk dihasilkannya nanti.

"Untuk nanti hasil buah akan dikemanakan saya nggak mau muluk-muluk. Yang penting kita tanam saja dulu. Dan untuk sejarah Kebon Jeruk sendiri saya masih cari tahu," imbuh Naman.

(spt/sip)