"Saya terimakasih sama Suding, Yani, Bambang Soesatyo. Bukan hanya kalian yang diwawancara aku juga, tapi aku beberapa TV luar negeri yang wawancara. Tadi Pak Trimed lihat saya diwawancara Reuters," kata Ruhut.
Hal itu disampaikan di sela-sela rapat komisi III tentang pelantikan dirinya menjadi ketua komisi, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hati boleh panas kepala tetap dingin. Keren nggak kalau aku ketua komisi III," imbuhnya tersenyum.
Ruhut lalu menyatakan, penunjukkan dirinya sebagai ketua komisi III bukan atas keinginan pribadi, melainkan penugasan dari fraksi Partai Demokrat. Ruhut geram jika ada pihak yang melecehkan DPR karena ia menjadi ketua komisi.
"Saya hanya ingin pertegas ada yang bilang saya badut, bodoh, tapi jangan jelekkan komisi III dan DPR," ucapnya.
"Komisi III ini komisi hukum, tapi dia lembaga politik karena itu di sini bukan hanya orang hukum. Tjatur insinyur, ada ustadz, ada ahli ekonomi, ada profesor, macam-macam," imbuhnya menyindir rekannya.
Karena itu menurut Ruhut, tak selayaknya rekan-rekannya di komisi III menolak penunjukkan dirinya yang justru murni dari hukum, sudah sekitar 30 tahun ia menjadi pengacara.
"Kalau saya diminta mundur silakan, tanya pada pimpinan saya (fraksi-red). Tetapi Pak Priyo kalau bapak arif kami punya jatah, saya yang ditugaskan. Saudara ketokpalu, saya ketua," tegas Ruhut.
Rapat pelantikan itu akhirnya ditunda selama satu minggu karena banyaknya penolakan. Rapat akan digelar kembali setelah fraksi Partai Demokrat berkomunikasi dengan fraksi lain agar menerima Ruhut jadi ketua komisi.
(bal/van)