"Aba-aba 'stop' tidak terdengar karena suara mesin pompa cor sangat kencang," kata Kadis Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta, Ratiyono, di Gedung Disorda DKI Jakarta, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (24/9/2013).
Akibat suara aba-aba dari pelaksana pekerjaan tak terdengar, maka pengisian cor beton ke pompa terus dilakukan. Beban pada konstruksi-pun terus meningkat hingga melebihi ketentuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena gangguan komunikasi, ambruknya sebagian konstruksi dalam proyek Gor Koja Jakarta Utara itu karena salah satu pompa cor beton tak berfungsi. Seharusnya ada dua yang berfungsi, namun karena hanya satu pompa yang berfungsi, maka ini menimbulkan penumpukan beban hanya di satu titik, alias beban tak merata.
"Proses pengecoran memakai dua pompa cor beton dan yang berfungsi hanya satu. Sehingga terjadi penumpukan beton pada satu titik yang mengakibatkan kapasitas beban melebihi dari yang direncanakan," jelas Ratiyono.
Peristiwanya robohnya konstruksi bagian proyek GOR Koja terjadi pada hari Kamis (19/9) sekitar 17.00 WIB. Enam pekerja mengalami luka-luka akibat kecelakaan itu, yaitu Riyanto (19), Ilyas (48), Sulis (25), Khamir (53), Ngadiyono (27), dan Suwandi (32).
"Semua korban sudah pulang dari rumah sakit, kecuali Suwandi yang masih di rumah sakit. Suwandi telah menjalani operasi tangan dan kaki dan kondisinya terus membaik," kata Ratiyono.
(dnu/lh)