"Menurut saya nggak bisa dihindari. Untuk rapat-rapat, uang bensin, orang makan siang, makan malam. Baliho, stiker, spanduk, segala macam saya kira orang menilai berpolitik itu gratis itu keliru," kata Indra kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
Hal ini disebabkan mahalnya demokrasi di Indonesia. Menurutnya pemberian mahar untuk partai itu objektif dengan tujuan untuk menggerakkan partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang Pilwakot Pariaman, Indra juga sempat diminta mahar. Namun dia menolak dan memilih jalur independen.
"Calon-calon lain saya dengar ada yang bayar Rp 800 juta, saya sendiri ditawarin tiga kursi cuma 150 juta tapi saya nggak mau," kenangnya.
(van/gah)