"Orang selama ini menganggap UN itu keputusan pemerintah saja. Sekarang kita ajak masyarakat di mana masyarakat memikirkan juga. Kalau nggak nanti orang selalu against ke kita," kata Wamendikbud bidang Pendidikan Musliar Kasim.
Hal itu disampaikan dia usai Pra Konvensi UN di Hotel Harris Riverview, Kuta, Bali, Jumat (20/9/2013) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musliar menambahkan, di mana-mana, di negara maju sekelas Amerika Serikat pun, tes obyektif seperti UN pun berlaku.
Sementara Kepala BPSDM Kemendikbud Syawal Gultom mengatakan bahwa UN adalah alat paling tepat menguji tingkat pengetahuan siswa. Sementara untuk keterampilan dan sikap, diserahkan pada sekolah.
"Kalau urusan pengetahuan tak ada cara lain kecuali ujian. Kalau UN diperbaiki dalam ranah pengetahuan itu sudah paling bagus. Sekarang mau pakai UN juga nggak untuk keterampilan, atau diserahkan ke guru saja?" kata Syawal.
Keterampilan dan sikap tidak di-UN-kan selama ini karena membutuhkan observasi langsung dari pihak guru dan sekolah. Sementara, UN khusus menguji tentang pengetahuan siswa.
"Jadi mau apapun bentuk kurikulumnya, mau Kurikulum 2013, UN itu sudah sangat bagus," jelas dia.
(nwk/rmd)