5 Celetukan Lucu Hakim di Sidang Fathanah

5 Celetukan Lucu Hakim di Sidang Fathanah

- detikNews
Jumat, 20 Sep 2013 10:22 WIB
5 Celetukan Lucu Hakim di Sidang Fathanah
Hakim Nawawi
Jakarta - Sidang Ahmad Fathanah tak hanya menyedot perhatian publik karena menghadirkan wanita cantik. Namun juga ada sejumlah insiden lucu yang dipicu komentar sang hakim ketua, Nawawi Pomolango.

Hakim Nawawi Pomolango memang terkenal jago dalam mencecar saksi maupun terdakwa. Sesekali dia juga melontarkan canda agar suasana sidang tak tegang.

Berikut lima celetukan Nawawi yang terekam dalam berita:

Vickynisasi

Fenomena gaya bicara Vicky Prasetyo juga sampai ke Pengadilan Tipikor. Kali ini yang menjadi 'korban' candaan adalah Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin yang bersaksi bagi Ahmad Fathanah.

Saat menjelaskan duit setoran yang diberikan Ilham ke PKS melalui Fathanah, Wali Kota Makassar itu menyebut sejumlah kata yakni: sosialisasi, fasilitasi, juga rekomendasi.

Mendengar itu, hakim Nawawi Pomolango memotong keterangan Ilham. "Tolong jangan menggunakan bahasa dan istilah yang aneh. Nanti ikut-ikutan bahasa Vickynisasi," kata Nawawi yang disambut tawa pengunjung sidang di Pengadilan Tipikor.

Hakim Nawawi memang dikenal kerap berkelakar dalam sidang. "Ini cara saya melawan kantuk," kata dia.

Saksi Wanita Cantik

Majelis hakim yang menyidangkan perkara Ahmad Fathanah tiba-tiba menyinggung kehadiran saksi. Hakim meminta jaksa penuntut umum KPK menghadirkan saksi perempuan yang namanya masuk dalam dakwaan pidana pencucian uang.

"Mungkin jaksa bisa menghadirkan banyak saksi perempuan," kata hakim ketua, Nawawi Pomolango.

Permintaan ini bukan tanpa alasan. Dari sederet saksi yang dihadirkan, kebanyakan didominasi kaum adam. Padahal banyak nama wanita yang masuk ke dakwaan pencucian uang.

Hakim Nawawi lantas menggoda Fathanah soal saksi perempuan yang akan dihadirkan. "Supaya terdakwa senang. Bukan begitu?" tutur Nawawi.

Seketika itu juga Fathanah menjawab cepat, "Sudah dari dulu, yang mulia," katanya tertawa kecil yang kemudian disambut tawa pengunjung sidang.

Suara Mendesah Vitalia

Model cantik Vitalia Shesya jadi sorotan utama dalam sidang dengan terdakwa Ahmad Fathanah. Vitalia bersaksi untuk kasus tindak pidana pencucian uang.

Ada 6 saksi yang hadir yakni Caroline Tanata (MB Jewellery), Suryati (Tiara Jewellery), Andi Novitalia alias Vitalia Shesya, Tri Kurnia Rahayu, Handy Ghazali (MB Jewellery) dan Linda Silviana.

Sebelum bersaksi, hakim ketua Nawawi Pomolango menanyakan masing-masing identitas saksi. Hakim sempat bertanya nama panggilan Andi Novitalia.

"Vitalia Shesya," jawab model tersebut sambil mendesah.

"Kadang-kadang nama alias lebih bagus dari nama aslinya," kata hakim Nawawi yang disambut tawa pengunjung.

Jaksa Tak Kebagian

Model cantik Vitalia Shesya bertemu lagi dengan Ahmad Fathanah di ruang sidang. Dia datang bersama lima saksi lainnya.

Usai memberi keterangan, lima saksi langsung keluar ruang sidang. Sedangkan Vitalia memilih menghampiri kursi majelis hakim. Dia menyalami satu per satu hakim mulai dari I Made Hendra, Aswijon, Nawawi Pomolango (ketua), Sutio JA dan Joko Subagyo.

Usai menyalami hakim, Vitalia memberi salam jauh untuk jaksa penuntut umum. Dia juga berbalik badan memberi salam yang sama dengan sedikit membungkukkan badan ke meja yang ditempati Fathanah dan tim penasihat hukumnya.

Hakim Nawawi sempat berguyon. "Kasihan Pak jaksa tidak kebagian disalami," ujarnya disambut tawa di barisan meja penuntut umum.

Mahal Demokrasi

Ilham
Ilham Arief Sirajuddin harus merogoh kocek hingga Rp 10,5 miliar agar didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Hanura di Pilgub Sulsel. Hakim pun heran dengan kenyataan ini.

"Mahal ya berdemokrasi?" tanya hakim ketua Nawawi Pomolango yang disambut senyum hadirin.

Ilham pun menjawab santai. "Sangat mahal karena berhubungan dengan orang banyak," ujarnya.

Menurut wali kota Makassar ini, untuk maju sebagai calon gubernur Sulsel, harus memenuhi syarat 13 kursi. Dia rela membayar Rp 8 miliar ke PKS dari permintaan awal PKS Rp 10 miliar karena mesin partai PKS yang diyakini kuat.

Sementara untuk Hanura, dia membayar sekitar Rp 2,5 miliar.

Halaman 2 dari 6
(mad/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads