Pantauan di lokasi, pukul 14.00 WIB, Kamis (19/9/2013), tidak ada lagi kendaraan roda dua yang terparkir di bawah flyover. Namun digantikan sejumlah PKL yang berjualan di kolong. Motor-motor pengunjung pusat perbelanjaan itu kini diparkir di trotoar dan dijaga oleh sejumlah orang yang berperan sebagai petugas parkir ilegal. Tidak hanya itu, persimpangan di sisi kiri kolong flyover berubah menjadi parkiran ratusan motor.
Persis di depan pintu pusat perbelanjaan Roxy, sebuah rambu jalan dilarang stop tidak digubris sejumlah sopir Bajaj, Metromini, dan Kopaja yang ngetem menunggu penumpang. Cukup ruwet dan tidak teratur suasana di jalan raya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau bagaimana lagi, tiap hari kalau mau ke Grogol saya lewat sini. Ya memang begini keadaannya," ujar Miko.
Sejumlah orang yang menawarkan jasa ojek juga menunggu pelanggannya di kolong flyover. Sehingga arus lalu lintas dari arah Tanah Abang menuju Grogol maupun sebaliknya menjadi padat pada jam-jam sibuk lalu lintas.
"Kalau pas jam berangkat kantor sama pulang kantor ini hampir nggak bisa gerak. Apa lagi kalau ada kereta lewat. Banyak tanda dilarang parkir sama dilarang stop itu cuma hiasan," kata Miko.
Tidak ada petugas Dinas Perhubungan atau Satpol PP yang menjaga ruas jalan ini. Padahal Rabu (18/9) kemarin, Dinas Perhubungan menggembosi 130 ban motor dengan cara mengambil pentilnya untuk menertibkan parkiran liar.
Namun cara itu tidak memperbaiki carut-marutnya arus lalu lintas di kolong flyover. Parkiran di trotoar dan persimpangan jalan juga diduga diorganisir oleh kelompok tertentu, sehingga hampir tidak terlihat dampak positif penertiban Dinas Perhubungan kemarin.
"Bisa dilihatkan, PKL saja di bahu jalan, parkirannya pindah ke trotoar, itu di samping Roxy jalan berubah jadi parkiran. Masa iya nggak ada yang organisir. Percuma kemarin Dishub menertibkan, malah nyusahin orang-orang yang motornya dikempesin. Kita nggak akan parkir di jalan kalau nggak ada yang menawarkan kok," ujar Miko.
(vid/rmd)