Ini Alasan Pembangunan Mal di Jakarta Perlu Dihentikan

Pembangunan Mal Jakarta

Ini Alasan Pembangunan Mal di Jakarta Perlu Dihentikan

- detikNews
Kamis, 19 Sep 2013 13:47 WIB
Kemacetan di Jakarta kian parah. (foto: detikcom)
Jakarta - Kepala Bidang Pemanfaatan Ruang Kota Dinas Tata Ruang DKI Jakarta Iwan Kurniawan mengatakan , moratorium mal diberlakukan karena banyak lokasi pusat belanja yang belum didukung infrastruktur memadai. Seperti tak adanya infrastruktur untuk angkutan umum sehingga memicu terjadinya kemacetan.

Dia menyebut, saat ini pertambahan jalan tidak sebanding jumlah kendaraan. “Sekarang pemerintah provinsi lagi menata transportasi, mungkin nanti kalau (infrastruktur) sudah mendukung, keberadaan mal itu tidak terlalu mengganggu sebab orang ke sana tidak tergantung sama kendaraan pribadi,” kata Iwan kepada detikcom, Rabu (18/9) kemarin.

Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwana Yoga mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan moratorium mal. Selain penghentian sementara, dia juga mengusulkan agar kembali dilakukan studi analisis mengenai dampak lingkungan terhadap mal yang sudah berdiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Salah satu yang harus diaudit adalah dampak keberadaan mal tersebut terhadap kemacetan lalu lintas dan kerusakan lingkungan di sekitarnya. Beberapa mal yang disoroti Nirwono adalah Jakarta Mall di Slipi, Central Park, Plaza Semanggi ,Pejaten Village, Pondok Indah dan Plaza Senayan serta Senayan City.

Menurut dia semua mal tersebut terlatak di persimpangan jalan, sehingga membutuhkan lokasi khusus agar waktu keluar dan masuknya kendaraan tidak menimbulkan kemacetan. “Mereka harus menyediakan lokasi parkir yang cukup dan akses ke transportasi publik, itu yang harus dibenahi,” kata Nirwono.

Dia mencontohkan, Pejaten Village, di Jakarta Selatan sebenarnya memiliki lahan parkir, namun tak cukup menampung semua kendaraan pengunjung. Selain itu jarak pintu tiketnya juga terlalu pendek karena berada di persimpangan jalan. Kondisi ini menyebabkan ruang keluar masuknya kendaraan tidak terlalu lebar, sehingga menimbulkan kemacetan.

Tudingan mal menjadi pemicu kemacetan dibantah Ketua Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa. “Di mana sih (mal) yang menyebabkan kemacetan?. Malahan menurut saya mal itu membantu pemerintah dalam memecah kepadatan,” kata dia kepada detikcom, Selasa (17/9) lalu.

Namun dia mengakui, beberapa mal seperti Pejaten Village di Jakarta Selatan memang potensial menimbulkan macet. Hal ini karena pintu pengambilan tiket parkir yang sangat dekat ke jalan raya. Sementara mal itu hanya berjarak sekitar 20 meter dari perempatan lampu lalu lintas arah ke Kemang-Kuningan-Ragunan-Pejaten.


Akibatnya pada jam-jam tertentu, arus kendaraan pengunjung bisa membuat kemacetan hingga ke jalan raya. Handaka menjelaskan, untuk kasus seperti Pejaten Village Mall, kesalahan terletak pada penempatan pintu pengambilan tiket. “Kalau itu kan bukan malnya tapi pengaturannya, tiketnya yang harus masuk ke dalam,” ujar dia.

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads