"Kita pasang CCTV di dua titik," ujar Lurah Galur, Supardiono di Kantor Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2013).
CCTV tersebut diletakkan di pertigaan menuju RW 1 dan RW 2. Sehingga ia dan para stafnya dapat memantau area tersebut sewaktu-waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supardiono mengaku kewalahan mengatasi aksi tawuran yang tak henti-henti dilakukan warganya ini. Selain Memasang CCTV dan menyiagakan petugas, pihaknya juga selalu menyelenggarakan rapat bersama pengurus RT dan RW.
"Capek saya bilangin. Udah ada siskamling, pertemuan pengurus RT RW, masih aja tawuran," keluhnya.
Kecamatan Johar Baru juga tengah membangun ruang interaktif untuk warganya. Ruang tersebut berupa gedung berukuran 9x15 meter dengan luas 135 meter persegi. Nantinya gedung yang berada di RW 7 Galur ini dapat digunakan sebagai tempat berolahraga maupun sanggar seni.
"Itu sebagai ajang kreatifitas warga. Salah satunya juga untuk mengurangi tawuran," terang Supardiono.
Sebab menurut Supardioni tawuran tersebut dilakukan oleh pemuda tuna karya. Rata-rata mereka tidak memiliki pekerjaan tetap dan putus sekolah.
"Sampai sekarang kita tidak tahu penyebabnya apa. Tahu-tahu ada petasan, lalu timbul tawuran. Kalau ditanya, mereka juga saling tidak tahu," ungkap Supardiono.
(kff/fjr)