Pembenahan Polri Hanya Dipahami Level Perwira, Tak Sampai ke Bawah

Polri Terkorup

Pembenahan Polri Hanya Dipahami Level Perwira, Tak Sampai ke Bawah

- detikNews
Selasa, 17 Sep 2013 09:12 WIB
Jakarta - Polri terus menuai kritik terkait pembenahan lembaganya. Kritik terbaru datang dari Komisioner KPK Adnan Pandu Praja menyebut Polri sebagai lembaga terkorup mengutip TII. Seperti apa tindakl anjut Polri menyikapi kritik-kritik yang terus menderanya?

Anggota Kompolnas Hamidah Abdurrahman mengatakan, persoalan kritik yang terus datang ke Korps Bhayangkara ini sebenarnya sudah ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum tersebut dengan membuat desain besar mengenai pembenahan internal kepolisian.

"Tapi sayangnya, desain ini hanya dimengerti untuk level Kombes (Komisaris Besar) ke atas saja, sementara untuk bintara ke bawah mereka masih terganjal urusan perut, bertahan hidup," kata Hamidah saat berbincang dengan detikcom, Selasa (17/9/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamidah mencontohkan kasus yang menimpa Aipda Anumerta Sukardi, almarhum harus rela mencari sampingan pekerjaan untuk menambal kebutuhan keluarganya.

"Kami melihat kesejahteraan anggota Polri kurang dibandingan instansi penegak hukum lainnya, di mana remunerasi intansi tersebut mencapai 50 sampai 70 persen, sementara Polri hanya 23 persen," papar Hamidah.

Selain itu, komitmen dalam pembenahan internal juga diharapkan benar-benar dijalankan. Polri diminta tidak segan menjatuhkan sanksi kepada para anggota yang terbukti melanggar aturan.

"Jangan sampai kaca yang pecah makin besar pecahnya, harus diperbaiki agar pecahan tersebut tidak meluas dan merusak," ujar Hamidah.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyinggung soal lembaga paling korup di Indonesia. Di hadapan KPU, KPK menyebut lembaga yang paling banyak disorot soal korupsi yakni Polri dan parlemen.

"Paling korup Polri, kedua parlemen," kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja di sela-sela pemberian pengarahan ke KPU, mengutip Tranparency International Indonesia (TII).

Adnan kemudian menyoroti soal parlemen. Di ASEAN, parlemen atau DPR Indonesia dinilainya sebagai yang paling korup. Karenanya perlu dilakukan langkah pencegahan.

"Di ASEAN hanya di Indonesia parlemen yang korup. Parlemen kita paling kreatif, lembaga paling korup di negara Asia tenggara," papar mantan anggota Kompolnas ini.

Menurut Adnan juga, di Indonesia korupsi terus meningkat. Karenanya diperlukan kesadaran dari semua pihak termasuk penegak hukum baik Polri atau pun jaksa. Juga seluruh lembaga negara mencegah korupsi.

"Korupsi meningkat terus, sayangnya belum ada pakar atau riset yang bisa berikan solusi dari sisi indeks persepsi korupsi," imbuhnya.


(ahy/nal)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads