"Orangnya bijaksana, punya sifat baik, cukup mengayomi," ujar Deri (25), jamaah dari Bekasi kepada detikcom di lokasi pemakaman Habib Kuncung, Kalibata, Jaksel, Senin (16/9/2013).
Deri mengaku pernah bertatap muka dengan sang Habib. Selain itu dia juga merasa beruntung karena pernah bersalaman dengan sosok yang dia kagumi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Deri, 2 perempuan bernama Sintia (22) dan Vera (23) jamaah Majelis Rasulullah yang berasal dari Bekasi Timur dan Tanah Abang, juga merasakan hal yang sama. Menurut mereka, sosok Habib tersebut amatlah bijaksana selayaknya guru.
"Orangnya sangat kharismatik, sayang kita belum pernah salaman sama beliau. Makanya kita sedih banget dan bela-belain ke sini," jelas Sintia yang mengaku sempat menangis ketika prosesi pemakaman berlangsung.
Cipto (38) jamaah asal Senen rupanya memiliki kisah tersendiri dalam mengenang Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa. Cipto mengaku memiliki kehidupan yang kelam sebelum akhirnya disadarkan oleh ceramah sang Habib.
"Kehidupan saya dulu bobrok sekali. Hingga suatu saat saya mendengar ceramah Habib, dan ajarannya sangat mengena dan menyentuh hati saya hingga saya memutuskan untuk berubah," tuturnya sendu.
Tak heran, ketika prosesi pemakaman berlangsung, Cipto terlihat sangat sedih. Dia menangis dalam diam sambil menengadahkan tangannya untuk berdoa dengan khusyuk.
"Saya kehilangan sosok yang amat penting untuk hidup saya. Semoga Allah memberinya surga," kata Cipto.
(rni/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini