Pendiri World Muslimah Foundation Eka Shanty mengatakan, penyelenggaraan ini tidak didesaian untuk menyaingi kontes Miss World yang baru pertama kali digelar di tanah air.
“Tidak sengaja (dibuat untuk menyaingi Miss World) tapi memang sekarang dikaitkan karena dipikir jadi pesaing, tapi kami sudah 3 tahun, Miss World yang datang ke sini,” kata dia saat berbincang dengan detikcom Kamis (12/9) di Menteng, Jakarta Pusat kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pertama kali digelar, pelaksanaan World Muslimah memang bersamaan dengan Miss Universe 2011. Malam setelah Miss Universe menobatkan Lella Lopez sebagai pemenang, pagi harinya di Indonesia digelarlah World Muslimah.
Sebuah media nasional berbahasa Inggris kemudian menulis tentang World Muslimah dengan judul ‘Islam Answer to Miss Universe’. Sebuah media online di Mesir, kairo[dot]net menyebut World Muslimah sebagai Miss Universe Muslim. Kemudian seorang blogger menulis sebuah artikel berjudul, ‘Pagi miss universe, malam miss muslimah'.
“Jadi media yang bikin kami menjadi seperti Miss Universe, saya hanya bisa ketawa karena kami enggak ada pikiran untuk urusin itu kok,” kata Eka.
Label Miss Universe Muslim kemudian dimanfaatkan Eka sebagai peluang untuk memberikan edukasi pada para muslimah. World Muslimah 2013 menjadi wahana para perempuan berhijab yang ingin tampil di kancah internasional.
Ajang ini menjadi media dakwah yang dianggap efektif di era digital. Khususnya untuk menyebarkan pesan bahwa dengan tertutup rapat, perempuan masih bisa berpretasi.
“Ide dasarnya adalah orang tidak perlu membuka aurat untuk jadi bermartabat. Ada orang yang mengumbar keseksian dengan membuka aurat dan segala macam cara untuk suatu achievement, mulai dari talent artis, model ataupun sekretaris,” kata dia.
Kompetisi pemilihan World Muslimah ini hanya diikuti oleh yang beragama muslim sebab salah satu syarat utamanya harus berhijab. Pada awal diadakan tahun 2011, event ini hanya berskala nasional disebut Muslimah Beauty. Tahun berikutnya 2012 menjadi World Muslimah Beauty.
“Tapi generasi ketiga ini kami sempurnakan menjadi hanya World Muslimah, kami hilangkan beauty. Jadi tidak lagi seperti kontes tetapi ajang penghargaan internasional khusus para muslimah berprestasi,” kata Eka.
(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini