"Densus 88 dan Satgas BNPT harus bekerja sama berdasarkan data yang akurat agar tidak terjadi salah tangkap," ujar anggota Komisi I DPR RI yang juga pengamat intelijen, Susaningtyas Kertopati, saat dihubungi detikcom, Rabu (11/9/2013) malam.
Nuning mengatakan, memang tidak mudah bagi polisi untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut. Sebab modus operandi atau objeknya sama, namun sosok pelaku dapat saja heterogen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara mengenai lokasi (locus) penembakan, menurut Nuning juga harus menjadi salah satu variabel yang perlu dicermati. Sebab lokasi mungkin saja hanya merupakan sebuah kebetulan, namun juga dapat memiliki tujuan khusus.
"Kita juga harus lihat saat itu korban sedang lakukan pengawalan terhadap perangkat pembuatan jalan, ini pun harus dijadikan atensi," tuturnya.
Menurutnya, di situlah pentingnya uji balistik dan lidik Baintelkam. Sehingga rekam jejak, motif, pola maupun tujuan penembakan dapat terkuak secara utuh.
"Karena kita tak bisa tentukan tanpa deskripsi faktualnya siapa sejatinya penembak," terang Nuning.
Ia menegaskan, polisi dan BNPT harus benar-benar cermat dalam mengungkap kasus ini. "Bila salah tangkap dan penanganan, justru akan menyuburkan dendam baru dan sulit dihentikan giat terorisme tersebut," ujarnya.
(kff/trq)