Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada enam perbedaan itu. Data ini dirangkum dari keterangan polisi dan keterangan saksi di lokasi.
Berikut enam perbedaan tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TKP di Jalan Protokol Tepat di Depan KPK
|
Kasus pertama menimpa Aipda Patah Saktiyono di depan Sekolah Al-Path, Jl Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan. Kasus kedua terjadi di depan RS Sari Asih, Jl Otista Raya, Kelurahan Sasak Tinggi, Ciputat, Tangerang Selatan. Korban ketiga adalah Aipda Kus Hendratna, anggota Polsek Pondok Aren. Dia ditembak di Jl Graha Raya, tepatnya di depan masjid Bani Umar, Kelurahan Prigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Nah, penembakan terakhir berlangsung di jalan protokol dan lebih ramai. Tepatnya di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, di depan Gedung KPK. Kuningan termasuk kawasan segitiga emas Jakarta.Β
Banyak Saksi dan CCTV
|
Namun untuk kasus Bripka Sukardi, sang pelaku seolah ingin terlihat. Banyak saksi saat kejadian berlangsung, mulai dari pengendara jalan lain, hingga sopir truk yang dikawal Sukardi.
Rekaman CCTV di gedung KPK juga ikut menjadi saksi bisu insiden keji ini.
Menyasar Provost
|
Korban sebelumnya, Aipda Patah Saktiyono yang ditembak di Cirendeu adalah anggota Satlantas Polsek Gambir. Dua korban lainnya yakni Aiptu Dwiyatna dan Aipda Kus Hendratna adalah anggota Bina Masyarakat (Binmas). Bripka Ahmad merupakan seorang anggota Buser.
Nah, Bripka Sukardi adalah seorang anggota Provost di Pol Air Jakarta Utara. Kala itu, dia sedang mengawal 6 truk pengangkut elevator parts untuk sebuah gedung di Kuningan.
Kaliber Berbeda
|
"Kalibernya bukan 5, tapi .45 jenis FN. Ketiga selongsong sudah ada di tim labfor untuk dperiksa," ujar Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri Irjen Pol Badrodin Haiti.
"Bisa dipastikan senjata yang dipakai pelaku ilegal dan pasti akan kita telusuri," imbuh Badrodin.
Kalau dilihat dari hasil olah TKP, lanjut Badrodin, ditemukan tiga selongsong peluru. Dari selongsong itu secara fisik terlihat berbeda dengan yang ditemukan TKP penembakan polisi sebelumnya.
"Kalau sebelumnya di 3 kejadian itu sama, yang kemarin ini beda," jelasnya.
Jumlah Motor
|
Di kasus penembakan Aipda Patah dan Aiptu Dwiyatna, tak jelas motor dan nomor polisi yang digunakan. Namun saat insiden terhadap Aipda Kus Hendratna, motor pelaku berhasil diamankan. Jenisnya Yamaha Mio.
Nah, di kejadian terhadap Bripka Sukardi, saksi melihat ada tiga motor yang melakukan eksekusi. Versi polisi ada empat orang yang mengendarai dua motor yaitu Mio dan Vixion. Pria berjaket merah yang menembak Sukardi dari jarak dekat.
Pelaku Turun dan Mengeksekusi
|
Namun dalam kasus penembakan Bripka Sukardi, salah seorang pelaku turun dari motor dan mengeksekusinya dari jarak dekat. Pria berjaket merah itu juga mengambil pistol milik Sukardi.
Saksi melihat ada dua tembakan lain sebelum pria berjaket merah itu turun dari motor dan menembak Sukardi yang sudah roboh.
Halaman 2 dari 7