Banyak alasan yang mendasari para pelajar ini suka membawa motor atau mobil ke sekolahnya. Mulai dari alasan gengsi hingga karena jarak yang jauh antara rumah dengan sekolahnya.
"Baru dikasih motor pas naik kelas dua sama orangtua, kalau dulu sekolah masih diantar orangtua," ujar Fauzan Ahmad Fajar, pelajar kelas 2 SMK 31 usai ditilang polisi di Jalan Raya Pramuka, Matraman, Selasa (10/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangtua nggak larang kok, lagi pula sekolah nyediain tempat parkir juga buat yang bawa motor," tuturnya.
Padahal sejak tahun 2007, Pemprov DKI telah memberikan fasilitas angkutan bus khusus pelajar. Tidak tanggung-tanggung bahkan fasilitas tersebut diberikan secara cuma-cuma. Kendati begitu Fauzan memiliki alasan sendiri.
"Kalau bus sekolah trayeknya nggak pernah lewat depan sekolah, kalau berhenti kita harus jalan jauh dulu, sementara kalau masuk sekolah pagi banget," kilahnya.
Fauzan mengatakan mayoritas pelajar di sekolahnya sudah membawa motor. Ditambah dirinya harus bangun pagi agar tidak telat ke sekolah.
"Rada gengsi juga soalnya yang lain bawa motor, udah gitu emang saya susah bangun pagi," imbuhnya.
Lain halnya dengan Fauzan, Gabriel pelajar kelas 2 SMA 22 mengaku sejak dari SMP telah membawa sepeda motor sendiri. Meski begitu dirinya tidak takut jika ditilang oleh petugas.
"Kalo kayak gini udah biasa, paling diomelin sama polisi abis itu udah deh jalan lagi kayak biasa," kata Fauzan sambil tersenyum.
Menurutnya, jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya menjadi alasan kuat untuk membawa motor. Ditambah lagi orangtua tidak melarang dirinya.
"Jarak jauh dari rumah ke sekolah, orangtua juga ngizinin kok," tandasnya.
(edo/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini