5 Fakta Film Years of Living Dangerously yang Dibintangi Harrison Ford

5 Fakta Film Years of Living Dangerously yang Dibintangi Harrison Ford

- detikNews
Selasa, 10 Sep 2013 13:44 WIB
5 Fakta Film Years of Living Dangerously yang Dibintangi Harrison Ford
(dok livingyearsdangerously.com)
Jakarta - Aktor gaek Hollywood, Harrison Ford, berada di Indonesia sedang membuat film dokumenter berjudul 'Years of Living Dangerously'. Berikut 5 fakta mengenai film ini.

Jangan rancu dengan film 'The Years of Living Dangerously' yang juga bercerita tentang gejolak politik Indonesia menjelang G/30 S yang dibintangi Mel Gibson dan Sigourney Weaver, film 'Years of Living Dangerously' ini bertemakan lingkungan.

1. Film Serial Dokumenter tentang Perubahan Iklim

Deforestasi di Kalimantan (mongabay.com)
Dari Hollywood Reporter pada 12 Maret 2012, film ini akan dibuat dengan episode banyak. Jaringan TV kabel Showtime Network yang juga anak perusahaan media CBS Corporation yang meminta dibuatkan film ini. Menurut rencana, film ini akan dibuat berseri sebanyak 6-8 episode. Masing-masing episode berdurasi 1 jam.

"Kehancuran terakhir di Pantai Timur (tumpahan minyak di Teluk Mexico, AS) adalah peringatan yang tragis bahwa ada kaitan antara kehidupan kita sehari-hari dengan perubahan iklim," kata Presiden Hiburan Showtime Networks David Nevins mengenai alasan perusahaannya bergairah untuk membuat portofolio film dokumenter.

2. Diproduseri Nama Besar Pemenang Oscar

(dok hollywoodreporter.com)
Film ini diproduseri sejumlah nama besar yang terlibat di film box office yakni James Cameron, yang menjadi produser, sutradara sekaligus penulis film Avatar dan Titanic yang meraih banyak Oscar. Selain itu ada pula nama produser Jerry Weintraub yang memproduser film Oceans Eleven dan sekuelnya, juga aktor gaek Arnold Schwarzenegger yang menjadi produser.

Dari jurnalis ada produser program berita 60 Minutes yang tayang di CBS, Joel Bach dan David Gelber. Film ini juga menyertakan pakar iklim Daniel Abbasi, Maria Wilhelm, petinggi LSM Avatar Alliance Foundation, LSM lingkungan yang didirikan James Cameron, presenter berita peraih Emmy Award Solly Granatstein dan pakar lingkungan dari ClimateProgress.Org Dr Joseph Romm. Mereka semua akan menjadi produser eksekutif.

Dalam riset, nama ini melibatkan 2 pemenang Pulitzer, Thomas Friedman dan Nicholas Kristof dan kolumnis ternama Mark Bittman serta presenter berita MSNBC Chris Hayes.

3. Dibintangi Aktor Tenar Hollywood

(dok hollywoodreporter.com)
Sejumlah aktor tenar Hollywood disebut-sebut terlibat membintangi film dokumenter ini seperti Matt Damon, Don Cheadle, Alec Baldwin, Harrison Ford dan Edward Norton akan terlibat sebagai seorang narator di lapangan.

Film serial dokumenter ini direncanakan tayang 2014 nanti.

4. Indonesia Disorot karena Penggundulan Hutan dan Sawit

(dok mongabay.com)
Jeff Horowitz, asisten produser 'Years of Living Dangerously' mengatakan alasan mengapa Indonesia dipilih menjadi salah satu lokasi syuting film dokumenter ini.

"Kami memilih memfilmkan cerita ini di Indonesia karena tantangan kritis yang Indonesia hadapi, menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi hutan hujan tropis dan kebutuhan untuk mengamankan perkembangan ekonomi," kata Horrowitz seperti dikutip dari mongabay.com, Selasa (10/9/2013) ini.

"Kami menghargai perkembangan yang dibuat Indonesia sejauh ini, terutama tentang praktik pertanian lestari yang sedang dikembangkan," jelas dia.

5. Harrison Ford Wawancara Menteri hingga Presiden

(Foto: Istimewa)
Di Indonesia, yang memfilmkan kondisi riil di lapangan adalah aktor gaek Hollywood, Harrison Ford. Aktor yang tenar dalam film petualangan 'Indiana Jones' sebagai arkeolog ini memang kini menjadi aktivis lingkungan. Dia menjadi wakil ketua LSM lingkungan, Conservation International, yang menjadi aktivitasnya di saat senggang.

Dalam beberapa tahun terakhir ini Ford sangat vokal terhadap perlindungan hutan hujan. Termasuk Indonesia yang mengalami penggundulan hutan tertinggi karena pembalakan liar, konversi jadi hutan tanaman industri dan pembersihan hutan dengan membakar lahan. Degradasi hutan menyumbang 80 persen emisi gas rumah kaca di Indonesia dan bisa mengancam orangutan, macan, badak dan gajah. Tak heran Ford sangat perhatian kepada Indonesia soal ini.

Ford sudah mengunjungi Taman Nasional Tesso Nilo di Riau dan mendapati penggundulan hutan di sana. Dia sudah mewawancarai Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto pada Senin (2/9/2013) lalu, dan dengan gemas mewawancarai Menhut Zulkifli Hasan pada (9/9/2013) kemarin hingga mewawancarai Presiden SBY hari ini, Selasa (10/9/2013).

Ford juga sudah bertemu dengan bos Golden Agri Resources (GAR), Franky Widjaja, sebagai produsen minyak sawit terbesar di Indonesia. GAR diketahui memiliki kebijakan anti deforestasi sejak tahun 2011. Kebijakan ini sekarang dianggap oleh pakar lingkungan sebagai cara yang mungkin mengembangkan industri sektor minyak kelapa sawit, yang saat ini merupakan pendorong deforestasi terbesar di negara ini.
Halaman 2 dari 6
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads