Jangan rancu dengan film 'The Years of Living Dangerously' yang juga bercerita tentang gejolak politik Indonesia menjelang G/30 S yang dibintangi Mel Gibson dan Sigourney Weaver, film 'Years of Living Dangerously' ini bertemakan lingkungan.
1. Film Serial Dokumenter tentang Perubahan Iklim
Deforestasi di Kalimantan (mongabay.com)
|
"Kehancuran terakhir di Pantai Timur (tumpahan minyak di Teluk Mexico, AS) adalah peringatan yang tragis bahwa ada kaitan antara kehidupan kita sehari-hari dengan perubahan iklim," kata Presiden Hiburan Showtime Networks David Nevins mengenai alasan perusahaannya bergairah untuk membuat portofolio film dokumenter.
2. Diproduseri Nama Besar Pemenang Oscar
(dok hollywoodreporter.com)
|
Dari jurnalis ada produser program berita 60 Minutes yang tayang di CBS, Joel Bach dan David Gelber. Film ini juga menyertakan pakar iklim Daniel Abbasi, Maria Wilhelm, petinggi LSM Avatar Alliance Foundation, LSM lingkungan yang didirikan James Cameron, presenter berita peraih Emmy Award Solly Granatstein dan pakar lingkungan dari ClimateProgress.Org Dr Joseph Romm. Mereka semua akan menjadi produser eksekutif.
Dalam riset, nama ini melibatkan 2 pemenang Pulitzer, Thomas Friedman dan Nicholas Kristof dan kolumnis ternama Mark Bittman serta presenter berita MSNBC Chris Hayes.
3. Dibintangi Aktor Tenar Hollywood
(dok hollywoodreporter.com)
|
Film serial dokumenter ini direncanakan tayang 2014 nanti.
4. Indonesia Disorot karena Penggundulan Hutan dan Sawit
(dok mongabay.com)
|
"Kami memilih memfilmkan cerita ini di Indonesia karena tantangan kritis yang Indonesia hadapi, menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi hutan hujan tropis dan kebutuhan untuk mengamankan perkembangan ekonomi," kata Horrowitz seperti dikutip dari mongabay.com, Selasa (10/9/2013) ini.
"Kami menghargai perkembangan yang dibuat Indonesia sejauh ini, terutama tentang praktik pertanian lestari yang sedang dikembangkan," jelas dia.
5. Harrison Ford Wawancara Menteri hingga Presiden
(Foto: Istimewa)
|
Dalam beberapa tahun terakhir ini Ford sangat vokal terhadap perlindungan hutan hujan. Termasuk Indonesia yang mengalami penggundulan hutan tertinggi karena pembalakan liar, konversi jadi hutan tanaman industri dan pembersihan hutan dengan membakar lahan. Degradasi hutan menyumbang 80 persen emisi gas rumah kaca di Indonesia dan bisa mengancam orangutan, macan, badak dan gajah. Tak heran Ford sangat perhatian kepada Indonesia soal ini.
Ford sudah mengunjungi Taman Nasional Tesso Nilo di Riau dan mendapati penggundulan hutan di sana. Dia sudah mewawancarai Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto pada Senin (2/9/2013) lalu, dan dengan gemas mewawancarai Menhut Zulkifli Hasan pada (9/9/2013) kemarin hingga mewawancarai Presiden SBY hari ini, Selasa (10/9/2013).
Ford juga sudah bertemu dengan bos Golden Agri Resources (GAR), Franky Widjaja, sebagai produsen minyak sawit terbesar di Indonesia. GAR diketahui memiliki kebijakan anti deforestasi sejak tahun 2011. Kebijakan ini sekarang dianggap oleh pakar lingkungan sebagai cara yang mungkin mengembangkan industri sektor minyak kelapa sawit, yang saat ini merupakan pendorong deforestasi terbesar di negara ini.
Halaman 2 dari 6