Agar Lapor Kambing Tak Kehilangan Sapi

Mahalnya Rasa Aman di Jakarta

Agar Lapor Kambing Tak Kehilangan Sapi

- detikNews
Rabu, 04 Sep 2013 15:10 WIB
Polisi saat melakukan pengejaran terhadap pelaku kejahatan. (Fotografer - Hasan Al Habshy)
Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Utara Mei lalu meresmikan 'Command Center', yaitu pusat kendali, koordinasi, komando dan informasi. Pusat kendali ini didirikan untuk mempermudah pemantauan dan penanganan tindak kejahatan di Jakarta Utara.

Pusat kendali yang baru diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta pada Mei lalu itu menggunakan perangkat Teknologi Informasi (TI).

Senin (2/9) malam lalu saat detikcom bertandang ke ruangan tersebut ada delapan orang petugas berseragam biru celana hitam yang berjaga. Empat di antaranya adalah operator sistem yang sibuk memantau layar komputer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat orang lainnya bertugas mengoperasikan sistem radio komunikasi dan Handy Talky di tangan mereka. Ruang monitoring berukuran sekitar 5x6 meter itu dilengkapi lima buah monitor besar.



Masing-masing layar memuat informasi berbeda dari berbagai sistem yang terintegrasi di Command Center. Command Center di Polres Jakarta Utara terintegrasi dengan layanan call centre 110 serta sms centre 085311166666 di Markas Besar Kepolisian RI.

Setiap pengaduan masyarakat melalui pusat layanan itu diterima oleh Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri dan kemudian dilanjutkan ke masing-masing Polres.

Sistem lain yang juga sangat diandalkan untuk memberikan pelayanan di Command Center adalah Panic Button. Perangkat alat ini didesain untuk memberikan rasa aman di tempat-tempat usaha yang rentan dengan kejahatan.

Saat tombol ditekan, alarm langsung terkirim ke ruang monitoring command center, ke telepon genggam pemilik usaha dan juga ke pihak kepolisian.

Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Polisi Allan Satya Dharmawan mengatakan, perangkat Panic Button tersambung ke server Command Center dengan tiga sistem koneksi yakni SMS, email dan VPN.

Jika tombol yang ditekan maka di peta monitoring yang ada di layar utama akan muncul tanda merah bulat berkedip tanda alarm aktif.

“Alarm akan terdengar di speaker, dan di layar akan muncul visual alamat dan lokasi. Jadi begitu tekan tombolnya hanya perlu 12 detik sudah terpantau di sini,” kata Allan kepada detikcom.

Dari ruang monitor, operator akan memantau lokasi dan menghubungi kantor kepolisian terdekat. Allan mengklaim dengan adanya sistem Command Center, polisi menjadi lebih tanggap merespon pengaduan masyarakat.

“Kami bisa datangi ke lokasinya dalam waktu paling lama 15 menit walaupun dalam kondisi macet,” kata Allan.

Dia meminta masyarakat tak lagi enggan melapor ke polisi saat mengalami tindak kejahatan. “Karena dulu memang sempat ada pameo ‘lapor kambing hilang sapi’ ini kan enggak seperti itu,” papar Allan.

Hanya memang hingga kini baru ada 32 Panic Button yang terpasang di 32 toko retail minimarket di Jakarta Utara.

Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola menyebut saat ini kepercayaan publik terhadap polisi terus menurun. Sehingga muncul anggapan, percuma saja melaporkan kepada polisi karena akan dipersulit.

Fasilitas adanya nomor pengaduan yang disediakan oleh polisi selama ini dinilai belum efektif dan masih membingungkan masyarakat.

“Enggak bekerja dan tidak efektif itu. Cuma sekedar jadi pencitraan dan dianggap terkesan modern,” kata Thamrin kepada detikcom, Senin (2/9) lalu.


(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads