"Seharusnya alasan menolak konvensi itu dinyatakan secara transparan. Alasan yang diungkapkan Mahfud itu, misalnya, itu belum menjawab pertanyaan mengapa dia menolak konvensi ketika telah memenuhi undangan komite. Kalau dia bilang bahwa konvensi itu hanya menguntungkan Partai Demokrat, orang awam pun bisa tebak sejak awal. Pasti ada apa-apanya ini, dan ini sangat tidak baik bagi pendidikan politik di Indonesia," ujar Sosiolog Politik UGM, Arie Sujito saat dihubungi Senin (2/9/2013) malam.
Pria yang juga akrab dipanggil Djito ini menyatakan bahwa konvensi PD tidak mampu memunculkan tokoh yang kuat di masyarakat. Ia pun pesimis bahwa konvensi dapat menjadi pembaruan politik di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya konvensi juga telah mengesampingkan etika politik seperti melibatkan pejabat yang masih aktif. Masyarakat pun dibuat seolah mengabaikan hal ini.
"Ini kan menunjukan bahwa kita sedang dalam krisis etika politik. Hal-hal seperti ini sangat tidak baik dalampendidikan politik masyarakat, pejabat negara seharunya memberi contoh beretika politik yang baik," pungkasnya.
(bpn/mpr)