"Dulu kan di pinggir jalan orang langsung lihat, langsung belanja. Sekarang kita dipindah ke tempat baru. Yah, yang penting tetap selaris dulu deh," pinta Hendra (28), pedagang alat tulis yang dulu berjualan di depan Ramayana Pasar Minggu.
Sama halnya seperti Hendra, Rustini (45) pedagang alat-alat rumah tangga juga meminta hal yang sama hal tersebut. Karena menurutnya efektivitas dan efisiensi konsumen yang akan berbelanja juga perlu diperhitungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran PKL ini cukup beralasan. Kenyamanan ketika berjualan di pinggir jalan sudah tak ada lagi. Apabila mereka membandel, Satpol PP yang berjaga setiap hari di Pasar Minggu tak akan segan-segan mengangkut dagangan mereka.
"Orang PD Pasar ingetin, kalau ada yang membandel dagangan kami diangkut, terus nanti kena denda. Katanya sudah ada di Perda," tutur Desiana (30), pedagang buah yang sehari-hari biasa berjualan di sekitar terminal.
Apabila tak laku, apakah akan kembali berjualan di pinggir jalan?
"Teman saya satu ada yang bandel, terus dagangan dia diangkutin (oleh satpol PP). Itu resikonya. Tapi kalau nggak laku, ya nggak tahu juga ya, lihat ntar aja. Doakan aja dagangan kita tetep laris," harap Desiana.
(rni/mok)