"BPK kita anggap telah terkontaminasi oleh kekuatan politik. Terbukti dengan hilangnya 15 nama itu. Sangat aneh jika audit sama sekali menghilangkan sejumlah peran individu anggota DPR," kata anggota Koalisi Abdullah di Kantor KontraS, Jl Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (9/2/2013).
Koalisi telah melaporkan kejanggalan ini kepada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) untuk ditindaklanjuti lebih jauh. "KontraS menjadi harapan kita untuk membantu mencari 15 orang yang hilang," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menilai objektivitas BPK menjadi bias. Koalisi melalui keterbukaan informasi publik hilangnya 15 nama agar dibuka kepada publik, kami memandang alasan kerahasiaan sudah tidak relevan dari BPK," tutur anggota Koalisi lainnnya, Hendrik.
Inisial nama-nama anggota DPR yang dilaporkan karena diduga 'hilang' yaitu MNS, RCA, HA, AHN, APPS, WK, KM, JA, MI, UA, AZ, EHP, MY, MHD, dan HLS. Koordinator KontraS Haris Azhar berjanji akan melakukan investigasi terhadap pelaporan ini.
"Kita akan melakukan investigasi terkiat hilangnya anggota DPR. Ada 2 mekanisme terbuka, baik ke DPR maupun BPK, apakah mereka mengetahui keberadaan ke 15 orang ini," jelas Haris.
(rna/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini